Pakar: Kabut Asap Berdampak Buruk Bagi Pertanian

id pakar kabut, asap berdampak, buruk bagi pertanian

Pakar: Kabut Asap Berdampak Buruk Bagi Pertanian

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pakar pertanian nasional Dr Soemitro Arintadisastra menyatakan kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Riau bisa berdampak buruk bagi tanaman pertanian khususnya holtikultura seperti cabai, tomat dan lainnya.

"Akibat kabut asap, matahari menjadi terhalang sehingga sinarnya tidak dapat diserap secara utuh oleh tanaman tersebut," kata Soemitro kepada pers di Pekanbaru lewat sambungan telepon, Jumat siang.

Akibatnya, lanjut dia, organisme fotosintesis atau fotoautotrof tanaman menjadi kurang baik dan hasilnya, kondisi buah akan muncul dengan kondisi yang tidak biasa.

"Tidak biasa maksudnya adalah menjadi lebih buruk dari kondisi sebelum matahari terhalang kabut asap," katanya.

Selain itu, menurut Soemitro, abu dari sisa kebakaran hutan dan lahan juga akan menutupi dedaunan serta mencemari buah yang dihasilkan oleh tanaman tersebut.

"Kondisi itu juga cukup mengkhawatirkan karena akibatnya dapat membuat buah dan sayuran menjadi busuk," katanya.

Sejauh ini, belum ada laporan dari Dinas Pertanian Riau mengenai kerusakan tanaman holtikultura akibat kebakaran hutan dan lahan yang memunculkan kabut asap.

Sementara menurut laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, sebagian wilayah kabupaten/kota di Riau masih akan minim hujan.

Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin mengatakan pada hari ini terdapat 40 titik panas (hotspot) yang tersebar di 11 wilayah kabupaten/kota di Riau.

Ia menjelaskan Kabupaten Pelalawan dan Bengkalis turut menjadi daerah penyumbang titik panas dengan masing-masing terdeteksi sebanyak delapan dan empat titik panas.

Daerah lainnya yang terdapat titik panas yakni Kuantan Singingi empat titik panas, Dumai, Siak, Indragiri Hilir, Kampar dan Rokan Hulu masing-masing dua titik panas. Sementara di Pekanbaru dan Rokan Hilir terdapat satu titik panas.