APKI Minta Terapkan Kebijakan Mudah Bayar Ekspor

id apki minta, terapkan kebijakan, mudah bayar ekspor

APKI Minta Terapkan Kebijakan Mudah Bayar Ekspor

Jakarta, (Antarariau.com) - Pengurus Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia meminta pemerintah agar menerapkan strategi kemudahan bayar untuk ekspor (Usance letter of credit/LC) dalam mendorong pertumbuhan ekspor yang ditargetkan meningkat 300 persen pada 2015.

"Kalau sekarang malah yang ingin diberlakukan LC dengan pembayaran langsung saat dokumen diserahkan. Ini kan jelas menyulitkan pengusaha apalagi pembeli harus buka LC setidaknya Rp1 miiar terlebih dahulu dan belum lagi persoalan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional," kata Wakil Ketua APKI Rusli Tan di Jakarta, Senin.

Anggota APKI berharap pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerapkan strategi kebijakan kemudahan bayar dengan bunga rendah sekitar tiga persen dan jatuh tempo 180 hingga 360 hari.

"Seharusnya pemerintah Indonesia bisa mencontoh Korea dalam melindungi pengusahanya. Dimana Korea memberi kemudahan dengan kredit 12 bulan pada Samsung. Makanya dia merajai pasar seluler. Ini yang kita minta terhadap pemerintah kita terhadap pengusaha pulp," ucapnya.

Kalau sekarang menurut Rusli peraturan yang dibuat terlalu banyak dan begitu juga izin yang diperlukan. Hal seperti ini menyebabkan daya dorong ekspor Indonesia jadi mandeg dan pada gilirannya akan sulit bersaing.

Disisi lain sebelum adanya kebijakan tersebut BPS mencatat ekspor pulp Indonesia mengalami penurunan. Lesunya ekspor bubur kertas diharapkan menjadi perhatian pemerintah secara serius.

Rusli Tan meminta pemerintahan Presiden Joko Widodo segera mengantisipasi melemahnya ekspor pulp dengan membuat kebijakan yang mampu menggairahkan industri tersebut, bukan malah sebaliknya,

Saat ini, ada dua industri pulp dan kertas raksasa Indonesia yang berada di Riau yang menjadi barometer industri pulp dan kertas nasional, yaitu PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dari April Grup, dan PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) dari APP Grup.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor pulp Riau pada periode Januari-September 2014 mengalami penurunan 103,84 ribu dolar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013. Lebih jauh dia menjelaskan merosotnya ekspor pulp Riau tidak bisa dihindari karena pengaruh melemahnya ekonomi dunia.

"Saat ini harapan komoditas pulp yang sebelumnya banyak permintaan dari pasar Asia juga meredup akibat melemahnya ekonomi Tiongkok. Kini pun ekspor pulp ke Tiongkok juga mulai melemah," ujarnya.