Sewa Lahan Kendala Utama perkebunan Di Riau

id sewa lahan, kendala utama, perkebunan di riau

Sewa Lahan Kendala Utama perkebunan Di Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Masyarakat masih dibebankan dengan pembiayaan sewa lahan yang cukup besar dari seluruh biaya produksi perkebunan di Riau.

"Masyarakat masih banyak yang belum memiliki lahan perkebunan sendiri, sehingga harus membayar sewa lahan yang cukup besar," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Mawardi Arsyad di Kantor BPS Pekanbaru, selasa (23/12).

Menurut hasil data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, perkebunan kelapa mengeluarkan biaya terbesar yaitu dalam membayar sewa lahan, sebesar 44,17 persen dari total seluruh biaya. Dimana rata-rata biaya produksi usaha perkebunan ini mencapai Rp6,2 juta.

Diikuti perkebunan kelapa sawit yang mengeluarkan biaya sewa lahan sebesar 33,52 persen dari seluruh total biaya. Dengan rata-rata biaya produksi setahun per hektar mencapai Rp 18,1 juta.

Sedangkan perkebunan karet biaya produksi terbesar adalah untuk upah tenaga kerja sebesar 50,30 persen, dimana kegiatan terbesar berada pada proses pemanenan yang mencapai 40,20 persen. Dan rata-rata biaya produksi setahun per hektar mencapai Rp 16,2 juta.

Secara umum rata-rata jumlah biaya untuk kegiatan usaha tanaman kelapa paling besar dibandingkan dengan kelapa sawit dan karet.

Dimana rata-rata jumlah total biaya usaha tanaman kelapa selama setahun mencapai 74,13 persen, karet 72,17 persen, dan kelapa sawit sebesar 61,49 persen dari total nilai produksi.

Sehingga secara relatif kegiatan usaha tanaman kelapa sawit lebih menguntungkan dibandingkan komoditas karet atau kelapa.

Menurut Syaiful Hadi, Tenaga Ahli Tim Kerja Pengembangan Industri Pengolahan Kelapa Provinsi Riau, mengatakan bahwa luas tanaman komoditas ini mencapai 598,776 hektar, tetapi produksinya sangat minim.

Semua ini ditunjang dengan biaya produksi yang tinggi, banyaknya pohon yang sudah tua, dan pasar kelapa untuk industri pengolahan cenderung di monopoli sehingga petani tidak memiliki posisi tawar.

Padahal tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas yang diharapkan mampu swasembada penghasil produk gula, sesuai dengan salah satu target program kerja Presiden Jokowi dalam Nawa Cita ke 7, yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi dometik dengan membangun kedaulatan pangan nasional. (KR-NTY)