Batam, (Antarariau.com) - Kantor Kesehatan Pelabuhan mengantisipasi penularan penyakit berbahaya Ebola di kawasan industri Batam yang pekerjanya kerap berinteraksi dan bepergian ke negara-negara di Afrika dan Timur Tengah.
Antisipasi dilakukan dengan melakukan rangkaian simulasi penanganan dan pengisolasian terduga penderita Ebola, kata Ketua Tim Gerak Cepat Penanggulangan Ebola KKP Abdul Salam di Batam, Selasa.
Ia mengatakan kegiatan yang diikuti instansi pemerintah dan swasta itu untuk meningkatkan kemampuan Tim Cepat Tanggap dalam menghadapi ancaman kesehatan masyarakat dan mengidentifikasi masalah serta kendala dalam memperkuat koordinasi dengan instnsi terkait di pintu masuk.
Dalam simulasi, digambarkan beberapa tindak cepat yang harus dilakukan aparat pelabuhan jika mendapatkan terduga Ebola, yaitu Kapten Kapal menghubungi Syahbandar yang kemudian menghubungi petugas KKP.
Lalu, Tim Cepat Tanggap yang terdiri dari dokter, paramedis, dan sanitarian mengenakan baju pelindung lengkap mengevakuasi korban. Sementara di pelabuhan tenda isolasi untuk penanganan pertama disiapkan.
Selain korban, seluruh awak kapal juga harus melewati serangkaian tes seperti suhu tubuh untuk mengetahui kenaikan suhu badan. Semua yang berada di kapal juga harus diwawancara untuk melihat apakah mereka berpotensi tertular Ebola.
Sementara setelah distabilkan di tenda isolasi, awak kapal terduga Ebola tersebut mendapatkan rujukan. Sedangkan tim mengambil sampel dan mengirim ke laboratorium untuk dites apakah positif Ebola.
Sebelum melakukan kegiatan evakuasi, seluruh anggota tim harus menjalani proses disinfektan.
Kasubdit Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Zamhir Setiawan mengatakan dalam beberapa waktu terakhir, banyak penyakit yang baru muncul atau yang sudah ada berkembang menjadi fatal seperti Ebola.
Bahkan Ebola, menjadi semakin ganas dan menyebabkan kematian.
"Hal itu menuntut kesiapsiagaan. Kami harus mampu mendeteksi dini terhadap penyebaran penyakit antar negara," kata dia.
Memang, sampai sekarang virus Ebola belum masuk ke Indonesia. Namun pada saat itu terjadi ia mengharapkan seluruh masyarakat sudah siap melakukan tindakan antisipasi dan pengendalian.
Wakil Wali Kota Batam, Rudi mengatakan masalah kesehatan masyarakat harus diperhatikan demi kenyamanan berinvestasi.
Ia mengatakan saat ini terdapat sekitar 450 ribu pekerja yang mencari nafkah di perusahaan dalam dan luar negeri di Batam. Semua tenaga kerja membutuhkan perlindungan kesehatan dari penularan penyakit berbahaya.
Menurut dia, bukan penyakit Ebola saja yang harus diwaspadai beredar di Batam, melainkan juga penyakit menular lainnya.
"Penyakit menular yang sudah ada, lama muncul kembali, dan ada yang baru, juga penyakit tidak menular serta semua kejadian lainnya seperti SARS, H5N1, dan H1N1, semua harus diantisipasi," kata dia.
Berita Lainnya
Antisipasi dijual dan dikuasai asing, Pulau Rangsang di Meranti disertifikasi KKP
04 November 2020 17:16 WIB
KKP Denpasar siagakan kapsul untuk antisipasi evakuasi di Bandara Ngurah Rai
03 March 2020 15:48 WIB
Dua Sekolah Pantai Indonesia di Riau fokus antisipasi abrasi, begini penjelasannya
28 August 2019 17:07 WIB
WHO Nyatakan Liberia Bebas Penularan Virus Ebola
10 May 2015 9:24 WIB
Tarif parkir di pasar tradisional Pekanbaru turun, ditunggu di kawasan pinggiran lainnya
08 May 2024 17:42 WIB
OIKN sebut pembangunan hunian di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN terapkan sistem modular
22 April 2024 16:39 WIB
Erick Thohir jajaki pengembangan bisnis gedung BUMN di kawasan sekitar Monas
20 April 2024 15:55 WIB
Banjir bandang terjang kawasan pemukiman di Desa Balongga, Sulteng
18 April 2024 11:17 WIB