Pekanbaru, (Antarariau.com) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo membuka Seminar Nasional dan Internasional Kelautan ke-3 yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Univertas Riau (Unri) yang dihadiri 150 peserta dari 20 perguruan di Indonesia.
"Dari kajian yang kami lakukan menyebutkan, jika pengelolaan laut Indonesia melalui konsep "blue economy" akan bisa menghasilkan Rp3 ribu per tahun. Sedangkan APBN kita saat ini cuma Rp1,8 trilun per tahun," ujarnya dalam sambutan seminar di Pekanbaru, Kamis.
Menurutnya, sektor kelautan dan perikanan Indonesia terus tumbuh dengan hasil yang cukup menggembirakan. Dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan pada tahun 2013 telah menyentuh level 6,9 persen.
Nilai PDB pada sektor perikanan tersebut merupakan sebuah harapan di tengah kelambanan pertumbuhan ekonomi secara nasional dengan rata-rata hanya sekitar 5,7 persen per tahun.
Selain itu, lanjutnya, dari hasil sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013 menempatkan pendapatan rumah tangga masyarakat yang berusaha di sektor perikanan lebih tinggi dibanding yang bergerak di sektor perikanan.
"Pendapatan di sektor perikanan mencapai Rp30 juta per tahun. Ini di atas rata-rata sektor pertanian lainnya yang hanya Rp13 juta per tahun. Jadi, laut memang kawasan harapan di negeri ini ke depan," katanya.
"Saya berharap Faperika Unri sebagai "center of exsellent" dapat melahirkan berbagai kajian untuk mendukung kebijakan "blue economy" atau suatu pengelolaan secara optimal, tanpa menyisakan limbah," ucap Syarif.
Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam sambutan sebelumnya mengatakan, sebagian besar wilayah provinsi itu adalah lautan yang memiliki potensi perikanan. Dia berharap menteri kelautan dan perikanan dapat memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan perikanan dan kelautan Riau.
Karena potensi laut yang ada di Riau tersebut bisa dijadikan andalan dalam sektor pertumbuhan ekonomi alternatif bagi masyarakat di provinsi tersebut selain minyak dan gas bumi, kelapa sawit dan bidang kehutanan.
"Ini memerlukan kerja yang sungguh-sungguh. Untuk itu kami memerlukan banyak masukan dari berbagai pihak dan saya mengharapkan seminar ini dapat menghasilkan sesuatu yang bisa dijadikan acuan akademik dalam rangka mengambil kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan di Riau," katanya.
Rektor Universitas Riau Prof Dr Ir Aras Mulyadi MSc menyatakan, seminar internasional dan nasional bidang perikanan dan kelautan itu merupakan kegiatan rutin setiap tahun. Tahun ini untuk kali yang ketiga dilaksanakan bersamaan hari ulang tahun ke-50 Faperika Unri.
"Selama setengah abad ini, kita sudah berbuat banyak dalam pengembangan dunia perikanan dan kelautan baik secara keilmuan maupun penyediaan sumberdaya manusia untuk mendukung pembangunan," katanya.
Berita Lainnya
Menteri Kelautan dan perikanan resmikan 2 kapal pengawas di Batam
28 December 2023 14:33 WIB
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menemui Menteri KKP bahas skema peningkatan DBH
26 October 2023 13:26 WIB
Menteri Trenggono sebut KKP fokus program berbasis ekonomi biru
08 March 2023 15:17 WIB
Menteri KKP Trenggono dorong kegiatan pelatihan rutin masyarakat sektor perikanan
02 March 2022 13:52 WIB
Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan kunjungi Kampung Patin, ada apa?
03 February 2022 20:29 WIB
Menteri Trenggono sebut nilai investasi kelautan dan perikanan 2021 capai Rp6,02 triliun
26 January 2022 14:10 WIB
Menteri KKP Trenggono kunjungi Freire, jajaki perkuat kapal pengawas perikanan
30 October 2021 11:50 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Trenggono dorong balai KKP tingkatkan produksi rajungan
19 June 2021 9:16 WIB