YKI Dorong Pendekatan Psikososial untuk Percepat Pemulihan Penyintas Kanker

id Kanker, YKI

YKI Dorong Pendekatan Psikososial untuk Percepat Pemulihan Penyintas Kanker

Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bersama Etana Biotech menggelar workshop bertajuk “Komunikasi dan Dukungan Psikososial Survivor Kanker YKI”, di Jakarta, Selasa (19/8/2025) (ANTARA/HO-YKI)

Jakarta (ANTARA) - Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bersama Etana Biotech menekankan pendekatan psikososial sebagai salah satu komponen pemulihan dalam pendampingan pasien kanker dalam workshop bertajuk "Komunikasi dan Dukungan Psikososial Survivor Kanker YKI".

Ketua Bidang Pelayanan Sosial YKI dr. Siti Annisa Nuhonni, SpKFR (K), mengatakan di tengah perjuangan melawan kanker, kekuatan bukan hanya berasal dari terapi medis, tetapi juga dari dukungan emosional dan hubungan yang bermakna dengan komunikasi empatik.

Baca juga: Waspadai Benjolan di Bawah Kulit, Ini Cara Mengenali Tanda Bahayanya Menurut Ahli

“Pasien dan penyintas kanker menghadapi tantangan multidimensi—bukan hanya fisik, tetapi juga emosional dan sosial. Komunikasi yang hangat, konsisten, dan penuh empati dapat menjadi sumber kekuatan yang sangat berarti. Di YKI, kami percaya bahwa pendampingan yang menyentuh sisi kemanusiaan adalah kunci untuk membangun harapan dan ketahanan,” ujar dr. Nuhonni dalam keterangan pers yang diterima, Rabu.

Tanpa dukungan psikososial yang memadai, pasien dan penyintas kanker berisiko mengalami penurunan motivasi yang membuat terapi tidak optimal, risiko isolasi sosial karena perasaan tidak dimengerti, depresi akibat gangguan psikologis dan penurunan kualitas hidup.

Ketua Umum YKI Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, mengatakan kanker bukan hanya soal pengobatan terhadap penyakit melawan kanker tiada henti, namun juga tentang komunikasi antara pasien dan keluarga yang jika tidak terjalin dengan baik akan memengaruhi proses penyembuhan.

“Kondisi ini tidak hanya memengaruhi proses penyembuhan, tetapi juga memperbesar beban emosional yang harus ditanggung oleh pasien dan keluarganya,” tegas Prof. Aru Sudoyo.

Baca juga: Paparan bakteri usus sejak kecil bisa picu kanker kolorektal saat dewasa

Senada dengan itu, dr. Sylvia Detri Elvira, Sp.KJ., Subsp.PK, Psikiater dan Praktisi Psiko-onkologi, menekankan pentingnya dukungan menyeluruh agar pasien dapat menjalani rangkaian terapi kanker yang panjang seperti kemoterapi, radiasi dan operasi.

Sylvia mengatakan dukungan bisa datang dari orang terdekat agar pasien dapat pulih secara fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Sementara itu, Astia Dika, CPS, Certified Public Speaker dan Trainer Komunikasi Empatik, mengajak keluarga, tenaga medis hingga relawan untuk melihat komunikasi sebagai jembatan penyembuhan.

“Komunikasi bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi menghadirkan rasa dimengerti, diterima, dan didukung. Komunikasi empatik terbukti memberikan dampak positif pada kondisi psikologis dan kualitas hidup pasien,” ujar Astia Dika.

YKI terus memperkuat pendekatan holistik dalam penanganan kanker melalui edukasi publik tentang deteksi dini dan gaya hidup sehat, layanan konseling dan dukungan psikososial, pelatihan komunikasi empatik, dan kolaborasi lintas sektor dengan medis, komunitas dan swasta.

Baca juga: Waspadai Benjolan di Bawah Kulit, Ini Cara Mengenali Tanda Bahayanya Menurut Ahli

“Workshop ini menjadi bukti nyata bahwa YKI tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi juga pada dimensi kemanusiaan dalam penanganan kanker,” tambah Prof. Aru.

Dengan semangat kolaboratif ini, YKI mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam edukasi, pendampingan, dan advokasi kanker. Karena harapan tumbuh bukan hanya dari pengobatan, tetapi juga dari kehadiran dan kepedulian semua masyarakat.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.