Waspadai Benjolan di Bawah Kulit, Ini Cara Mengenali Tanda Bahayanya Menurut Ahli

id Benjolan,kanker

Waspadai Benjolan di Bawah Kulit, Ini Cara Mengenali Tanda Bahayanya Menurut Ahli

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan. (ANTARA/HO-Pixabay)

Pekanbaru (ANTARA) - Benjolan lemak di bawah kulit memang umum terjadi dan sebagian besar tidak berbahaya. Namun, menurut Dr. Srimanth BS, Konsultan Onkologi Ortopedi di Manipal Hospital, Bengaluru, ada beberapa tanda yang patut diwaspadai karena bisa menandakan masalah kesehatan serius seperti infeksi, tumor, hingga kanker.

Dikutip dari Hindustan Times, Senin (28/7), Dr. Srimanth menjelaskan bahwa benjolan yang terus membesar, terutama di area tungkai, panggul, atau punggung bagian dalam, bisa menjadi "puncak gunung es" dari kondisi yang lebih serius.

Kapan Harus Waspada?

Ukuran: Benjolan yang lebih kecil dari buah lemon biasanya jinak. Namun, jika ukurannya melebihi 5 cm, apalagi tumbuh cepat dalam hitungan hari atau minggu, perlu segera diperiksa.

Lokasi & Perubahan Warna: Benjolan berwarna kemerahan, kebiruan, atau menimbulkan rasa nyeri dan bengkak bisa jadi tanda peradangan atau keganasan.

Tekstur & Rasa: Benjolan yang keras, tidak bisa digerakkan, atau terasa nyeri saat disentuh perlu diwaspadai.

Perubahan Kulit: Bila benjolan menyebabkan kulit meregang, berdarah, atau pecah hingga membentuk luka (ulkus), itu bisa menjadi tanda sarkoma atau jenis kanker jaringan lunak.

“Benjolan jinak biasanya tidak nyeri dan sering ditemukan secara tidak sengaja,” kata Dr. Srimanth. Namun, jika muncul gejala mencurigakan, pemeriksaan medis sangat disarankan.

Pemeriksaan Apa yang Diperlukan?

Untuk memastikan penyebabnya, dokter biasanya menyarankan:

USG: Untuk mendeteksi apakah benjolan berupa infeksi, lemak, atau massa tumor.

MRI: Jika hasil USG mencurigakan, MRI bisa menunjukkan ukuran, bentuk, dan jenis jaringan benjolan.

PET-CT Scan: Digunakan dalam kasus tertentu untuk mendeteksi penyebaran kanker secara detail.

“Semakin cepat dideteksi, semakin besar peluang untuk menangani kondisi serius sejak dini,” tutupnya.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.