Potensi Karhutla sedang di Riau pada Mei, mitigasi dilakukan lebih awal

id Karhutla di Riau,Karhutla,Kemarau

Potensi Karhutla sedang di Riau pada Mei, mitigasi dilakukan lebih awal

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers usai apel siaga Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin (ANTARA/Annisa Firdausi)

Pekanbaru (ANTARA) - Provinsi Riau diprediksi mengalami potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tingkat sedang (moderate) pada Mei ini.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan prediksi tersebut telah diketahui sejak beberapa bulan lalu melalui pemodelan cuaca dan riwayat hotspot, sehingga upaya mitigasi bisa dilakukan lebih awal oleh pemerintah daerah bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Contohnya dari beberapa bulan sebelumnya kita sudah bisa memprediksikan pada Mei, Riau sudah moderate potensinya. Makanya BNPB bisa berkoordinasi ke Pemda untuk mitigasi,” ujarnya usai apel siaga Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa.

BMKG memproyeksikan potensi karhutla hingga enam bulan ke depan menggunakan parameter curah hujan dan sejarah kebakaran. Untuk jangka pendek, pembaruan data dilakukan setiap minggu dengan menambahkan indikator arah dan kecepatan angin, kelembaban, serta suhu udara.

“Ini resolusi dan akurasinya lebih tinggi, bisa mencapai 90 persen. Data ini juga dibagikan ke BNPB dan Pemda agar penanganan lebih terkoordinasi, bahkan antar sistem,” jelas Dwikorita.

Lanjutnya, Riau secara alamiah menghadapi dua musim kemarau dalam setahun, yakni pada Februari–Maret dan Mei hingga puncaknya Agustus atau bahkan September.

Hal itu menjadikan Riau sebagai salah satu wilayah dengan frekuensi hotspot lebih tinggi dibanding daerah lain.

Dalam konteks hubungan lintas negara, BMKG juga mengantisipasi potensi konflik akibat asap karhutla dengan memanfaatkan data satelit beresolusi waktu tinggi. Berbeda dengan negara tetangga yang memantau per 24 jam, sistem Indonesia memantau setiap jam.

"Asap bisa saja hanya melintas 1–2 jam dalam sehari. Tapi jika dilihat dengan resolusi 24 jam, itu bisa dianggap menetap sepanjang hari,” tambahnya.