Pekanbaru (Antarariau) - Sejumlah pakar ekologi, arkeologi dan sosial budaya berasal dari Malaysia, Singapura, Iran, Brunai, Kamboja dan Indonesia mengakaji isu ekologi global tentang perubahan iklim yang sangat mempengaruhi kualitas dan pola hidup penduduk di masa datang.
"Pengkajian isu global soal ekologi tersebut digelar dalam bentuk seminar internasional yang dilasaknakan oleh Universitas Riau (UR) bekerjasama dengan Institute Tamadun Melayu, Universitas Kebangsaan Malaysia, pada 19-20 Agustus 2014," kata Dr. Ali Yusri di Pekanbaru, di Pekanbaru, Selasa.
UR merupan sponsor dalam seminar internasional hingga kegiatan yang sama sudah digelar di Riau untuk ke tujuh kalinya kini, yang tetap mengupas persoalan ekologi karena berkaitan dengan habitat manusia dan lingkungan hidup itu.
Menurut Ali Yusri, persoalan lingkunga menjadi isu sentral bagi UR karena lingkungan disamping meliputi berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial dan budaya juga berkaitan langsung dengan fisik alam, hutan dan lainnya.
"Dengan demikian, katanya lagi, seminar internasional ini sekaligus diharapkan sebagai kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan dapat terbentuknya komunitas internasional yang peduli terhadap persoalan-persoalan lingkungan," katanya.
Ketua Pelaksanaa seminar, Drs Mhd Sairi M.Hum, mengatakan berbagai hasil kajian tersebut selain diterbitkan dalam jurnal on line Dikti sekaligus diharapkan dapat berkontribusi dalam mendukung percepatan pembangun di pusat dan daerah terutama yang berpihak pada lingkungan.
Ia menyebutkan, pentingnya isu global menjadi pembahasan pokok lebih akibat makin maraknya perubahan habitat hidup manusia yang diyakini sangat berdampak negatif terhadap prilaku manusia.
"Mirisnya, bahkan generasi yang akan datang belum tentu bisa memiliki lahan untuk hidup dan budaya yang baik dan bila gagal mereka tentunya akan masuk pada prilaku menyimpang. Mereka akan cenderung menyelesaikan berbagai pserolan yang muncul diluar koridor hukum akibat jaminan sosial, jaminan hukum yang disediakan masyarakat di Indonesia terlalu kecil," katanya.
Tampil sebagai keynote speaker dalam " 7th international seminar on ecology,human habitat and environmental change in the malay world" itu adalah Prof. Amril Marzali dari UI dengan makalahnya "The impacctof development on the petalangan habitat, Saha Alam dariNationa University of Singapura, dengan makalahnya Pre Fourteenh century settlement patterns in the lower Batanghari, Jambi Province, Sumatra.
Selain itu DR Edi M.Si dari Fisip Universitas Tanjung Pura, Pontianak dengan materinya "Plantation Without Fuel: teh application of bussiness concept and common to the oil palm planttaion in west Kalimantan. Zuliskandar Ramli dari ATMA University Kebangsaan Malaysia konsen membahas tentang arkeologi. elain keynote speaker, juga dikupas sebanyak 50-an makalah berasal dari para pakar internasional dari enam negara itu.
Berita Lainnya
Bersama dua pakar Internasional, Direktur BRK Syariah isi seminar ICBISEA 2024 Umri
28 November 2024 14:50 WIB
Pakar Hukum Internasional ingatkan konflik Afghanistan jangan sampai rusak persatuan di Indonesia
21 August 2021 10:36 WIB
Pakar hukum Internasional sebut pemerintahan sementara Benny Wenda tak ada dasarnya
02 December 2020 15:20 WIB
Pakar Hukum Internasional UI Nilai China Ingkari ZEE Indonesia
24 June 2016 11:41 WIB
Pakar: Indonesia Perlu Pelabuhan Internasional Pulau-Pulau Besar
03 October 2015 16:58 WIB
Pakar: Indonesia Perlu Pelabuhan Internasional Pulau-Pulau Besar
03 October 2015 16:49 WIB
UNRI dan Pakar Internasional Petakan Masalah Karhutala
21 March 2014 21:29 WIB
Pakar: Kabut Asap Berpotensi Ganggu Kemitraan Internasional
21 June 2013 11:07 WIB