Pekanbaru, (Antarariau.com) - PT Asian Agri Group melibatkan masyarakat sekitar terutama para petani kelapa sawit dalam melakukan replanting atau peremajaan kebun sawit yang rencananya akan dilakukan tahun depan di lahan seluas 2.100 hektare.
"Replanting yang kami lakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar terutama para petani yang telah kami bina dan berikan pelatihan, sehingga hasilnya dapat berjalan maksimal," ujar Regional Head II Asian Agri Ferry D Sinaga di Pekanbaru, Rabu.
Menurutnya, 2.100 hektare kebun kelapa sawit tersebut terdapat pada dua daerah di Provinsi Riau yang masing-masing berada di Ukui, Kabupaten Pelalawan seluas 600 hektare untuk kebun inti dan di Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu dengan luas 1.500 hektare untuk kebun plasma.
Diperkirakan pihaknya telah menyiapkan segala kebutuhan untuk replanting tersebut seperti 120.000 bibit sawit untuk kebun inti dan 300.000 bibit sawit kebun plasma dengan masing-masing satu hektare lahan ditanami 200 bibit sawit.
Bibit tersebut diperoleh dari fasilitas yang memproduksi benih dan bibit milik perusahaan yang selama ini menghasilkan bibit Topaz yang berada di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.
"Masyarakat atau para petani di Riau dan provinsi lain bisa memperoleh bibit tersebut dengan mengajukan permohonan yang disertai dengan keterangan luas lahan perkebunan yang jelas dan tidak menyalahi aturan," katanya.
Head Plasma Asian Agri Pangarapen Gurusinga menambahkan, replanting yang dilakukan pihaknya dalam rangka menghasilkan tanaman kelapa sawit yang berkualitas dan memilki kuantitas yang unggul di dunia.
"Minyak sawit mentah (CPO) Indonesia yang berkualitas ekspor haruslah dimulai sejak dini, terutama bagi para petani swadaya. Lazimnya kendala yang kami hadapi dalam masa replanting yakni petani jadi tidak mampu membiayai hidup sehari-hari dan masih terlilit hutang," ucapnya.
Ketua Forum Koperasi Unit Desa Ukui Vincencius Toda sehari sebelumnya mengatakan, diwilayahnya terdapat sekitar 9.000 kepala keluarga yang menyambung hidup dari hasil petani kelapa sawit yang usia tanam sawitnya sejak tahun 1988.
Ketika memasuki replanting, para petani sawit di daerah itu masih gamang terkait apa yang harus dilakukan pada masa peremajaan. Tetapi dengan adanya pendampingan pihak perusahaan, para petani sawit merasa sangat terbantu.
"Sementara pendampingan dari pemerintah, sejauh ini kami nilai masih kurang. Untuk itu, kami mohon dengan menghadapi masa replanting ini, maunya ada pendampingan dari pemerintah dengan mendapatkan bibit dan pupuk subsidi," ucapnya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Dinas Perkebunan Provinsi Riau sampai dengan April 2014 menyebutkan, luas areal lahan untuk perkebunan kelapa sawit di daerah tersebut berjumlah sekitar 2.372.401 hektare.
Luas tersebut terdiri dari kebun kelapa sawit milik rakyat di Riau seluas 1.315.230 hektare atau 55,4 persen, kemudian milik swasta 977.625 hektare atau 41,2 persen dan miliki pemerintah 79.546 hektare atau 3,4 persen.