Desa Bagan Limau di Pelalawan raih penghargaan Desa Bebas Api

id desa bebas api,asian agri

Desa Bagan Limau di Pelalawan raih penghargaan Desa Bebas Api

Kepala Desa Bagan Limau Syarifudin saat menerima penghargaan secara simbolis. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Desa Bagan Limau di Kabupaten Pelalawan, Riau, berhasil membawa desanya meraih Penghargaan Desa Bebas Api dari Asian Agrisebagai wujud dari pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala Desa Bagan Limau, Syarifudinmengungkapkan rasa syukurnyaatas penghargaan itu, dan akan mempergunakan insentif ekonomi yang diperoleh yang sebesar Rp100 juta itu untuk kebutuhan desanya.

“Alhamdulillah, Desa Bagan Limau berhasil meraih penghargaan senilai Rp100 juta dari Asian Agri. Kami sungguh bersyukur dan berterima kasih, dan insentif ekonomi tersebut akan kami pergunakan untuk kebutuhan desa kami.

Harapan kami, agar desa kami terus dibina dalam Program DBA Asian Agri karena terbukti sangat membantu kami guna mencegah terjadinya karhutla di lingkungan desa,” ujar Syarifudin di sela-sela acara Penandatangan MOU dan Pemberian Penghargaan DBA di Pekanbaru, Jumat.

Asian Agri terus menunjukkan kepeduliannya untuk melakukan upaya mencegah terjadinya karhutla di desa-desa seputaran operasional perusahaan. Hal ini selaras dengan tujuan jangka panjang Asian Agri 2030, dimana salah satu pilarnya adalah Iklim Positif.

“Enam tahun berjalan, program DBA Asian Agri terbukti mampu meminimalisir terjadinya karhutla di desa-desa binaan perusahaan. Seiring berjalannya program DBA, insiden kebakaran lahan berkurang secara signifikan dan pada pertengahan tahun 2022 luas lahan yang terbakar di desa-desa binaannya totalnya hanya 1,7 Ha. Adapun, rata-rata penurunan luas area terbakar di desa binaan per tahunnya mencapai 50 persen,” ujar Omri Samosir, Head Operation Asian Agri saat memberikan sambutan.

Adapun desa yang berhasil menjaga desanya 0 persenkarhutla diraih Desa Bagan Limau dan desa yang berhasil menjaga desanya di bawah 1 Ha karhutla adalah Desa Segati, dimana masing-masing desa mendapatkan Rp100 juta dan Rp50 juta.

Sementara Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana DaerahM.Edy Afrizaljuga mengapresiasi atas keseriusan perusahaan dalam rangka melakukan pencegahan karhutla.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa karhutla sangatlah berbahaya. Selain merugikan dari sisi perekonomian, juga merusak lingkungan bahkan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu pencegahan dan penanggulangan kebakaran membutuhkan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta dan publik, serta masyarakat.

Masing-masing pihak memegang peranan penting dalam memitigasi risiko kebakaran, guna bisa miminimalisir karhutla dan dampak negatifnya. Oleh karena itu, kami berterima kasih atas beragam hal yang telah dilakukan Asian Agri dalam rangka mencegah terjadinya karhutla. Harapan kami, kiranya perusahaan-perusahaan lainnya juga dapat melakukan hal yang sama. Sehingga seluruh elemen bangsa bisa saling bahu-membahu mencegah terjadinya karhutla di Indonesia,” ujar M. Edy Afrizal dalam sambutannya.