Pekanbaru (ANTARA) - Pengelolaan hutan produksi secara berkelanjutan merupakan faktor utama dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Inovasi dalam sektor kehutanan menjadi semakin penting agar manfaat ekonomi dan lingkungan tetap terjaga.
Salah satu teknologi yang berperan besar dalam keberlanjutan kehutanan adalah kultur jaringan atau tissue culture. Teknologi ini memungkinkan perbanyakan tanaman dengan cara menumbuhkan sel atau jaringan dalam wadah khusus, sehingga menghasilkan bibit berkualitas tinggi, bebas penyakit, dan tumbuh lebih cepat.
Menurut International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA), kultur jaringan memiliki peran penting bagi negara berkembang dalam meningkatkan produksi tanaman secara lebih efisien, mempertahankan keragaman genetik, serta mengoptimalkan penggunaan lahan.
Di Pangkalan Kerinci, Riau, APRIL Group, produsen kertas PaperOne, mengoperasikan Kerinci Tissue Culture Lab (KTC), salah satu dari dua laboratorium kultur jaringan di Indonesia. Fasilitas seluas 3.200 meter persegi ini didirikan pada 2019, dan menyimpan keragaman genetik dua spesies utama hutan tanaman industri (HTI), yaitu eucalyptus dan Acacia crassicarpa.
Bibit yang dikembangkan dalam laboratorium ini diproses dalam botol-botol kecil, menciptakan kesan seperti "hutan dalam botol". Dengan pengaturan suhu, kelembapan, dan pencahayaan yang terkontrol secara presisi, peneliti dapat memantau pertumbuhan tanaman secara akurat.
Awalnya, KTC mampu memproduksi sekitar 36 juta bibit eucalyptus dan Acacia crassicarpa per tahun. Melalui optimalisasi dan pengembangan, kapasitas produksi meningkat menjadi sekitar 1.000 bibit per hari atau 50 juta bibit per tahun. Kemajuan ini sangat signifikan mengingat APRIL membutuhkan lebih dari 200 juta bibit setiap tahunnya.
HTI APRIL Group Hasil Kloning Pertama di Dunia
Pada 2023, APRIL Group mencetak sejarah dengan memperkenalkan HTI Acacia crassicarpa hasil kloning pertama di dunia. Teknologi ini memungkinkan pohon tumbuh lebih cepat, tahan hama, dan adaptif terhadap berbagai kondisi lingkungan.
Laboratorium KTC memainkan peran utama dalam pencapaian ini dengan mengembangkan tanaman induk yang kemudian diperbanyak di nursery milik APRIL.
Hasil riset selama dua dekade ini menghasilkan HTI berkualitas tinggi. Pada 2023, APRIL telah menanam 250 hektare HTI hasil kloning dan berencana memperluasnya hingga 1.800 hektare.
Peningkatan Produktivitas
Sebagai bagian dari komitmen APRIL2030 yang diluncurkan pada 2020, APRIL Group menargetkan peningkatan 50 persen produktivitas serat dari HTI pada 2030.
Per Desember 2023, APRIL berhasil meningkatkan produktivitas atau mean annual increment (MAI) menjadi 22,4 ton per hektare per tahun, naik 10 persen dari baseline 2019.
Pada COP29 di Baku, Azerbaijan, November 2024, Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper, Sihol Aritonang, menegaskan bahwa sektor kehutanan berperan dalam pencapaian target FOLU Net Sink 2030 Indonesia. APRIL menerapkan strategi peningkatan produktivitas dengan meminimalkan jejak lingkungan.
“Komitmen kami adalah untuk mempromosikan upaya konservasi sekaligus meningkatkan produktivitas konsesi hutan tanaman industri kami, ” ujar Sihol, Selasa (18/2/2025).
APRIL menerapkan pendekatan produksi-proteksi dan menjalankan kebijakan Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0 yang diluncurkan pada 2015. Kebijakan ini mencakup komitmen 1-for-1, di mana APRIL mengonservasi hutan alam dengan luas yang setara dengan HTI yang dikelola. Hingga 2023, 80 persen dari target ini telah tercapai sesuai laporan keberlanjutan APRIL.
Seluruh komitmen APRIL2030 diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi alam, iklim, dan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan berkelanjutan bagi perusahaan.