Dokter ungkap manfaat vaksinasi ibu hamil beri perlindungan bagi bayi

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,vaksinasi

Dokter ungkap manfaat vaksinasi ibu hamil beri perlindungan bagi bayi

Ilustrasi - Wanita hamil mengikuti vaksinasi pada kegiatan pencanangan vaksinasi khusus ibu hamil di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU) di Kota Medan pada Rabu (1/9) yang digelar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). (Vaksin)

Jakarta (ANTARA) - Dokter mengungkapkan manfaat vaksinasi influenza dan Tdap bagi ibu hamil mampu memberikan perlindungan bagi bayi yang telah lahir hingga usia enam bulan.

"Pada usia 0-2 bulan pertama kehidupan, tubuh bayi belum mampu memproduksi antibodi terhadap pertusis dan belum mendapatkan antibodi dari vaksinasi sama sekali. Pada rentang usia 0-6 bulan perlindungan pada bayi terjadi melalui transfer antibodi lewat plasenta. Maka dari itu ibu hamil perlu mendapatkan vaksinasi Tdap yang dapat diberikan mulai trimester kedua," kata anggota Subspesialis Infeksi dan Penyakit Tropis, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Mulya Rahma Karyanti saat ditemui di Jakarta, Rabu.

Pasalnya, pada bayi yang baru lahir hingga usia dua bulan, belum memiliki pertahanan atau antibodi terhadap virus termasuk influenza dan tetanus, difteri dan pertusis (Tdap), sehingga vaksinasi influenza dan Tdap bagi ibu hamil mampu memberikan perlindungan bagi bayi sebelum dilakukan vaksinasi pertama yakni DPT.

Selain vaksinasi, ia juga merekomendasikan agar menggunakan masker bila berada di tempat yang berisiko tertular virus, mencuci tangan. “Nah itu tetap kita harapkan kita tetap terapkan di masyarakat dan itu bisa memutuskan penularan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia merekomendasikan bagi anak yang mengalami batuk yang panjang hingga nafas kembang kempis dan bunyi agar dapat membawa anak ke rumah sakit untuk diperiksa dan mendapatkan perawatan yang tepat.

"Insting ibu kalau sudah kayanya berat ya, sudah nggak bisa makan, sudah sesak sekali, nggak mau makan minum jangan dipaksakan nanti malah bahaya bisa tersedak ke dalam paru jika kondisi batuk berat seperti itu,” katanya.

Sebab, batuk tersebut berpotensi menyebabkan henti napas sehingga anak harus segera dibawa ke rumah sakit.

Terlebih bila anak memiliki penyerta atau komorbid seperti asma, atau kelainan jantung mampu memperberat kondisi anak.

Batuk pertusis, kata dia kadang diketahui juga sebagai batuk seratus hari atau batuk rejan, hal ini menjadi hal yang patut diperhatikan oleh para orang tua sebab dapat berakibat fatal.

"Batuk-batuk sampai nggak bisa narik napas dan berat buat bayi itu bisa sampai biru, akibatnya makin menginfeksi karena ada bakteri pertusisnya yang nyerang saluran napasnya," pungkasnya.

Baca juga: Rabies mewabah, DPRD Riau imbau masyarakat vaksinasi hewan peliharaan