Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau Fanny Wahyu di Pekanbaru, Rabu, mengaku pihaknya belum menerima informasi terkait dugaan keterlibatan lima WNI yang ditembak di Malaysia berkaitan dalam kasus penggelapan senjata dan narkoba.
“Kalau ini kami belum dapat info. Dari perwakilan kita di luar negeri juga tidak mengetahui hal ini,” ujar Fanny Wahyu melalui pesan saat dikonfirmasi.
Sebelumnya, lima WNI ditembak oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Jumat (24/1).
Akibat penembakan tersebut, seorang korban asal Rupat Timur, Bengkalis bernama Basri tewas. Korban lainnya yang belum diketahui identitasnya pun meregang nyawa usai kondisi kritis.
Pihak berwenang Malaysia menduga mereka terlibat dalam jaringan penyelundupan narkoba dan senjata api, namun hal ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengingatkan agar mewaspadai isu yang mengarahkan tuduhan terhadap para WNI tersebut terkait narkoba atau penggelapan senjata.
Ia menekankan pentingnya memastikan kebenaran informasi tersebut melalui investigasi yang transparan dan tidak hanya bergantung pada kronologi yang disampaikan oleh APMM.