Wamentan Sudaryono ajak petani Lombok maksimalkan masa tanam awal 2025

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Wamentan

Wamentan Sudaryono ajak petani Lombok maksimalkan masa tanam awal 2025

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono (tengah) saat menghadiri acara tanam padi perdana varietas unggul Gamagora 7 di Desa Pengembur, Kecamatan Pajut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (ANTARA//HO-Humas Kementan)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak petani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memaksimalkan musim tanam padi awal 2025 guna meningkatkan hasil pertanian dan ketahanan pangan.

"Kami mengajak petani di NTB (Nusa Tenggara Barat) ini untuk memaksimalkan musim tanam padi awal 2025," kata Wamentan saat menghadiri acara tanam padi perdana varietas unggul Gamagora 7 di Desa Pengembur, Kecamatan Pajut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Selasa.

Dia menyampaikan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai bantuan yang telah disalurkan Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) guna meningkatkan produksi pertanian nasional.

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menyampaikan bahwa Pemerintah telah menyalurkan berbagai program bantuan, antara lain pupuk subsidi yang volumenya telah meningkat hingga 9,5 juta ton di tahun ini.

Selain itu, ada juga benih unggul, alat dan mesin pertanian (alsintan), serta normalisasi irigasi.

“Semua kita laksanakan dengan baik, termasuk urusan pupuk, benih, air, semua kita sediakan. Nah tinggal petaninya saja yang kita harapkan untuk bekerja dengan sepenuh hati,” ujarnya

Selain itu, Wamentan juga menekankan pentingnya perbaikan infrastruktur irigasi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan air petani, yang menjadi bagian dari program nasional untuk mencapai swasembada pangan.

Ia menambahkan bahwa anggaran untuk irigasi sudah dialokasikan dan berharap masalah irigasi sudah dapat teratasi dengan baik.

"Jadi urusan irigasi sebetulnya sudah beres. Namun yang terpenting adalah disaat panen raya harga pembelian dari petani harus baik,” katanya.

Wamentan juga mengungkapkan bahwa harga acuan gabah yang telah ditetapkan harus mencapai Rp6.500 per kilogram (kg) sesuai hasil rapat tingkat Menteri Koordinator Bidang Pangan. Sedangkan untuk harga jagung harga pembelian pemerintah (HPP) yang tertera mencapai Rp5.500 per kg.

Lebih lanjut, Wementan menegaskan bahwa keputusan ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk membantu petani dan meningkatkan semangat mereka dalam memproduksi pangan.

“Itu adalah janji Presiden. Oleh karena itu HPP gabah sudah diperbaiki dari Rp6.000 jadi Rp6.500. HPP jagung sudah dinaikkan dari Rp5.000 menjadi Rp5.500. Semoga ini menambah semangat para petani dalam meningkatkan produksi,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Sudaryono juga meluncurkan tanam raya padi varietas unggul Gamagora 7, hasil penelitian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM).

Varietas ini diperkirakan mampu menghasilkan gabah kering sebanyak 12 ton per hektare dan telah berhasil ditanam di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, dan NTB.

Dengan adanya berbagai dukungan dan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, diharapkan para petani dapat memaksimalkan potensi produksi mereka, sekaligus berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan nasional.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian Pertanian.

Menurut dia, program seperti penyediaan pupuk, benih, dan distribusi alsintan adalah bentuk komitmen pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“Ini adalah perjuangan kami bertahun-tahun untuk menaikkan harga gabah, dan kami menghargai langkah pemerintah ini,” kata Fadli Zon.