Rumah Batik Andalan berdayakan IRT di Pelalawan jadi pembatik handal

id Rumah batik andalan,PT RAPP

Rumah Batik Andalan berdayakan IRT di Pelalawan jadi pembatik handal

Salah satu proses membatik di Rumah Batik Andalan yang merupakan Corporate Community PT RAPP (ANTARA/Annisa Firdausi)

Pelalawan (ANTARA) - Batik yang biasanya identik dengan Pulau Jawa, ternyata juga ada dan diproduksi oleh Rumah Batik Andalan di Pelalawan, Riau.

Rumah Batik Andalan sendiri merupakan salah satu community development (CD) yang dikembangkan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dengan memberdayakan ibu rumah tangga di area sekitar.

Pihak CD PT RAPP, Sysilia Trinova menyebutkan program Rumah Batik Andalan merupakan salah satu program pengembangan UMKM yang diinisiasi pada 2013.

Saat itu awalnya puluhan ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Pelalawan diikutsertakan dalam pelatihan dasar pembatikan.

"Setelah dilakukan evaluasi, terpilihlah beberapa IRT yang kemudian diikutsertakan dalam pelatihan di Pusat pembuatan batik di Pekalongan, Solo serta Yogyakarta," sebutnya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Sysilia, ada beberapa motif batik khas Rumah Batik Andalan, salah satunya motif ombak Bono yang memiliki julukan 7 hantu.



"Motif ombak Bono in sudah kami kantongi hak ciptanya. Motif lainnya yaitu akasia dan Eucalyptus yang merupakan bahan material pembuatan pulp dan kertas," urai Sysilia.

Salah satu pembatik di Rumah Batik Andalan, Ade Irmawani mengaku yang dulu hanya IRT biasa kini mampu membantu perekonomian keluarganya.

"Awalnya kita hanya ibu rumah tangga biasa, kemudian RAPP melakukan pelatihan dengan mengajak ibu-ibu setempat di sekitar pabrik," ujar Ade Irmawani.

Bahkan tak hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup, semenjak menjadi pembatik Ade mampu membeli rumah, mobil, hingga berangkat umroh.

"Kita kerja di sini juga fleksibel. Setelah selesai pekerjaan rumah tangga baru kerja membatik," lanjutnya.

Adapun metode membatik yang digunakan ialah tulis dan cap. Bahan yang digunakan pun beragam, mulai dari rayon, sutra dan bahan lainnya

Ade mengaku saat tahap awal mempelajari proses membatik, yang sulit baginya ialah tahap pewarnaan. Sebab kadang warna yang dibuat tidak merata.

"Kami menerima pesanan pertama pada 2014 dari corporate communication RAPP berupa 100 syal. Tahun berikutnya baru Rumah Batik Andalan mulai memproduksi kain yang utuh," sebut Ade.

Kain batik di Rumah Batik Andalan sendiri dijual mulai harga Rp200-300 ribu berdasarkan warna dan motif yang digunakan.

"Dalam sebulan kami bisa menjual hingga 50 kain," pungkas Ade.