Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dalam pidatonya pada seminar nasional di Jakarta, Senin, mengungkap empat tahap pengembangan Sistem Interoperabilitas Komando dan Pengendalian (SIK) TNI untuk menggabungkan data-data militer dan kekuatan alutsista tiga matra.
Dalam pidato yang dibacakan oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II Marsekal Madya TNI M. Khairil Lubis itu, Panglima menjelaskan empat tahap pengembangan SIK itu merupakan strategi mewujudkan TNI yang semakin profesional dan meningkatkan interoperabilitas tiga matra TNI.
“Tahap pertama berupa pengembangan data militer terintegrasi Puskodal (Pusat Komando dan Pengendalian) TNI dengan data link yang sedang dilakukan pada tahun ini,” kata Pangkogabwilhan II membacakan pidato Panglima TNI dalam acara seminar bertajuk Revitalisasi Industri Pertahanan Darat yang digelar oleh Lemhannas RI.
Dia melanjutkan tahap kedua pengembangan Sistem Interoperabilitas Kodal (SIK) mencakup integrasi data militer dari seluruh komando utama operasi (kotama ops).
“Tahap ketiga integrasi dengan seluruh alutsista TNI, dan tahap keempat berupa pembuktian konsep interoperability pada operasi gabungan TNI sehingga keterlibatan industri pertahanan darat dalam Sistem Interoperabilitas Kodal TNI sangat diperlukan, karena industri bagian integral dari strategi pertahanan,” kata Panglima TNI dalam pidatonya.
Pada 12 Juni 2024, TNI resmi menerima Sistem Interoperabilitas Kodal (SIK) buatan Scytalys, perusahaan yang fokus memproduksi sistem dan perangkat lunak pertahanan yang bermarkas di Yunani.
Scytalys dalam laman resminya menjelaskan SIK mendukung interoperabilitas TNI dalam kerangka network-centric warfare (NCW). Teknologi utama dari sistem itu, sebagaimana dikutip dari sumber yang sama, ialah Pusat Komando dan Kontrol (C2) mutakhir.
Dalam program pengembangan SIK, ada juga standarisasi data link nasional (INDL) yang menjadi pedoman data link untuk mendukung interoperabilitas TNI termasuk tiga matranya, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. Sistem itu juga memungkinkan TNI memiliki gambaran operasional umum dari tiga matra TNI dan Mabes TNI yang didukung MIMS C2 dan ULS.
Dalam laman yang sama, perusahaan pengembang sistem itu menyebut mereka juga telah membantu memasang stasiun monitoring dan pengawasan terintegrasi untuk TNI di Natuna, perairan terdepan Indonesia yang menghadap langsung ke Laut China Selatan.
Baca juga: Ratusan personel TNI untuk upacara HUT RI telah tiba di Pelabuhan Balikpapan
Baca juga: KSAU: TNI AU terus berupaya perkecil potensi kecelakaan penerbangan
Berita Lainnya
BPS catat harga gabah dan beras pada November mengalami penurunan
02 December 2024 16:27 WIB
BPBD catat ketinggian banjir rob sempat 40 centimeter pada Senin pagi
02 December 2024 16:18 WIB
BRK Syariah sabet penghargaan sebagai pionir digitalisasi pemerintah daerah
02 December 2024 16:15 WIB
Airlangga sebut inflasi dan pertumbuhan ekonomi landasan UMP 6,5 persen
02 December 2024 14:14 WIB
Pasukan Israel tak berhenti serang Lebanon selatan meski ada gencatan senjata
02 December 2024 13:34 WIB
Dietisien: Tempe merupakan produk nabati yang baik untuk jantung
02 December 2024 13:23 WIB
Kemenag tunggu undangan DPR soal pembahasan biaya penyelenggaraan haji
02 December 2024 12:47 WIB
Badan Gizi Nasional tinjau dapur penyedia makan bergizi di lanud
02 December 2024 12:34 WIB