Pekanbaru (ANTARA) - Kematian tak wajar tahanan Polsek Bukit Raya bernama Dimas Firnanda diduga lantaran dianiaya di dalam sel oleh rekan sesama tahanan.
Dimas menghembuskan nafas terakhir pada November 2023 lalu. Ia dilaporkan terjatuh di kamar mandi ruang tahanan Polsek.
Awalnya pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi, hingga akhirnya jenazah Dimas dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim Medan Polonia, Sumatra Utara (Sumut).
Belakangan pihak keluarga membuat laporan ke Polda Riau pada 23 Januari lalu. Pihak keluarga menyatakan menemukan sejumlah bekas luka yang diduga akibat kekerasan saat memandikan jenazah.
Untuk mendalami kasus kematian Dimas ini, tim dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau bersama Forensik RS Bhayangkara kemudian melakukan ekshumasipada Minggu (3/3) lalu.
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Riau Kompol Indra Lamhot Sihombing di Pekanbaru, Kamis, mengatakan dari hasil pemeriksaan, ditemukan ada tanda kekerasan pada jenazah Dimas.
"Dari informasi dan koordinasi Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) RS Bhayangkara Polda Riau yang melakukan ekshumasi, diduga adanya tanda-tanda kekerasan. Salah satunya di bagian kepala bagian belakang. Ada di beberapa bagian lainnya. Nanti hasilnya kita menunggu dari pihak Dokkes," terangnya kepada awak media.
Diduga kuat, Dimas meninggal dunia karena dianiaya di dalam sel oleh sesama tahanan.
"Hasil penyelidikan disimpulkan benar adanya dugaan tersebut. Sekarang sudah tingkat penyidikan dan dalam waktu dekat ini kami akan menetapkan tersangka," lanjutnya.
Tambah Indra, sejumlah pihak sudah diperiksa untuk dimintai keterangan, termasuk lima tahanan Polsek Bukit Raya.
Selain itu, Kapolsek Bukit Raya AKP Syafnil juga telah diperiksa Propam Polda Riau terkait tewasnya Dimas Fernada yang diduga tak wajar.
Dua personel Polsek Bukit Raya juga dipindahtugaskan lantaran diduga meminta sejumlah uang kepada keluarga untuk penanganan kasus ini.
Tahanan Polsek Bukit Raya diduga tewas dianiaya sesama penghuni sel
Dua personel Polsek Bukit Raya juga dipindahtugaskan lantaran diduga meminta sejumlah uang,