Film 'Agak Laen' harap mampu redakan ketegangan sebelum pemilu

id Agak Laen

Film 'Agak Laen' harap mampu redakan ketegangan sebelum pemilu

Sutradara dan pemeran Film Agak Laen saat spesial screening di Pekanbaru. (ANTARA/Annisa Firdausi)

Pekanbaru (ANTARA) - Sutradara serta para pemain film 'Agak Laen' yaitu Muhadkly Acho, Oki Rengga Winata, Bene Dion dan Boris Bokir menyapa masyarakat Pekanbaru saat spesial screening film tersebut, Selasa.

Film garapan Muhadkly Acho yang akan tayang mulai 1 Februari ini diharapkan mampu menjadi hiburan dalam kondisi ketegangan yang muncul sebelum Pemilu 2024.

"Kami hadir untuk memberikan alternatif hiburan baru. Kami harap film ini menjadi penyejuk di saat ribut masalah Pemilu atau tegang masalah keluarga," sebut Acho kepada awak media.

Diterangkannya, proses produksi Agak Laenmemakan waktu sekitar lima bulan, dengan proses penulisan cerita sekitar dua bulan, persiapan dua bulan dan proses syuting selama 18 hari.

"Pekanbaru merupakan kota keempat kami tuju dalam roadshowfilm ini. Sebelumnya kami telah mengunjungi Siantar, Medan dan Batam," lanjutnya.

Salah satu pemain Boris Bokir menyebutkan film ini murni menyajikan komedi dengan sedikit sensasi horor di dalamnya. Boris mengaku film yang diperankan oleh komika ini terinspirasi dari Warkop DKI yang legendaris.

Ditanya tentang sekuel, Boris tak menampik akan adanya kemungkinan tersebut apabila film ini menggaet banyak penonton.

"Kalaupun ada, mungkin tidak menjadi sekuel maupun prekuel. Kami terinspirasi dari Warkop DKI sehingga kalau mau bikin yang kedua, mungkin tidak ada kaitannya. Hanya cerita lepas," ujarnya.

Selain itu film ini juga didominasi oleh banyak komika baik pemeran utama maupun figurannya seperti Ge Pamungkas, Nopek Novian, Ari Kriting serta Praz Teguh.

"Film ini kami bikin dengan dialek asli kami sehingga akan dinikmati masyarakat Pekanbaru karena kemiripan dialek," sebut Oki.

Agak Laen berkisah tentang empat sekawan yang mengelola rumah hantu pasar malam yang sudah sekarat karena tidak menyeramkan lagi dan membosankan. Oleh karena itu, mereka berinisiatif untuk merenovasi rumah hantu tersebut agar dapat bertahan lebih lama.

Lambat laun, ada seorang pengunjung yang datang ke rumah hantu mereka. Sayangnya, pengunjung tersebut meninggal di tempat karena memiliki riwayat sakit jantung.

Keempat sekawan itu pun bingung harus melakukan apa terhadap mayat tersebut. Apakah akan dilaporkan ke polisi, tetapi dapat berujung ditutupnya rumah hantu mereka yang baru direnovasi, atau mengubur mayat itu diam-diam.

Keempatnya pun memilih untuk mengubur mayat tersebut diam-diam dan membuat rohnya menjadi gentayangan. Rumah hantu menjadi semakin seram, tetapi semakin ramai dikunjungi oleh pengunjung. Keempatnya pun harus menghindar dari kejaran penyidikan polisi demi kesuksesan wahana rumah hantu mereka.