New York (ANTARA) - Harga minyak melonjak pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) dipicu kemungkinan OPEC+ memperpanjang pemangkasan produksi, penurunan produksi minyak Kazakhstan, dan melemahnya dolar AS.
Minyak mentah berjangka Brent naik 1,7 dolar AS atau 2,1 persen ke posisi 81,68 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Desember naik 1,55 dolar AS atau 2,1 persen menjadi 76,41 dolar AS per barel.
OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, akan mengadakan pertemuan tingkat menteri secara daring pada Kamis (30/11) untuk membahas target produksi 2024.
Pembicaraan akan sulit dilakukan dan perpanjangan perjanjian sebelumnya mungkin terjadi dibandingkan pengurangan produksi yang lebih besar, kata empat sumber OPEC+.
Pasar anjlok pada minggu lalu ketika OPEC+ memundurkan tanggal pertemuan semula untuk mengatasi perbedaan target produksi bagi produsen Afrika.
"Kami yakin fokus utama pasar adalah kelanjutan pemotongan sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari di Arab Saudi. Kami percaya perpanjangan pemotongan ini hingga kuartal kedua atau kuartal ketiga 2024 dapat mewakili ambang batas pertemuan ini yang dipandang bullish," kata ahli strategi energi Macquarie Walt Chancellor, dalam sebuah catatan.
Salah satu kompromi yang mungkin terjadi adalah Angola dan Nigeria menerima pengurangan target produksi selama beberapa bulan jika target untuk negara lain juga diturunkan, kata Carsten Fritsch dari Commerzbank.
"Menurut para delegasi, Arab Saudi menuntut kuota produksi yang lebih rendah dari negara-negara OPEC+ lainnya. Meskipun Kuwait telah mengisyaratkan kesediaannya untuk melakukan hal tersebut, beberapa negara tampaknya menolak langkah tersebut," ujar Fritsch.
Fritsch menambahkan, Uni Emirat Arab kemungkinan akan menentang hal itu mengingat target produksi 2024 mereka ditingkatkan.
Minyak juga mendapat dukungan dari melemahnya dolar, perkiraan penurunan persediaan minyak mentah AS, dan penurunan produksi Kazakhstan.
Ladang minyak terbesar di Kazakhstan telah mengurangi produksi minyak harian gabungan mereka sebesar 56 persen.
Persediaan minyak mentah AS turun 817.000 barel pada minggu lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute.
Data mingguan pemerintah AS terkait stok minyak akan dirilis pada Rabu.
Dolar AS merosot ke level terendah dalam tiga bulan pada Selasa (28/11) setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga kebijakan Fed dalam beberapa bulan ke depan jika inflasi terus menurun.
Pelemahan dolar yang biasanya meningkatkan permintaan minyak membuat minyak dalam mata uang dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Di Timur Tengah, pasukan Israel dan pejuang Hamas menahan tembakan mereka melebihi batas waktu gencatan senjata, yang diperpanjang pada menit-menit terakhir setidaknya dua hari untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Baca juga: Minyak mentah turun didorong meningkatnya persediaan minyak AS
Baca juga: Harga minyak naik, selera risiko meningkat usai Fed pertahankan bunga
Berita Lainnya
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB
Dukung ketahanan pangan, PTPN rilis varietas kultur jaringan kelapa sawit berpotensi CPO tinggi
18 December 2024 15:00 WIB
Tindakan operasi batu kantong empedu bisa cegah komplikasi lebih berat
18 December 2024 14:41 WIB