SKK Migas catat produksi minyak di Jateng-Jatim telah mencapai 193 ribu BOPD

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, minyak

SKK Migas catat produksi minyak di Jateng-Jatim telah mencapai 193 ribu BOPD

Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi memberikan keterangan kepada awak media di fasilitas produksi PGN Saka di Kawasan Industri Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin (27/11/2023). (ANTARA/Benardy Ferdiansyah)

Jakarta (ANTARA) - SKK Migas mencatat realisasi produksi minyak di Jawa Tengah dan Jawa Timur mencapai 193 ribu barel minyak per hari (BOPD) melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 181 ribu BOPD.

"Dari sisi minyak, Alhamdulillah kami masih bisa di atas target 106 persen. Jadi, sekitar 193 ribu barel minyak per hari dari target yang dicanangkan sekitar 181 ribu barel minyak per hari," ungkap Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi di fasilitas produksi PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) di Kawasan Industri Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin.

Menurut Nurwahidi, produksi minyak di Jawa Timur terutama berasal dari 11 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang beroperasi di wilayah Bojonegoro, Gresik, dan Pulau Madura.

"Dan salah satu kontribusinya adalah dari PGN Saka," lanjut dia.

Nurwahidi mengharapkan target tersebut dapat bertahan sampai akhir tahun 2023.

"Mudah-mudahan ini akan bertahan sampai akhir tahun 2023," kata dia.

Sementara untuk gas, lanjut dia, potensi produksi atau lifting juga mencapai target. Namun, kemampuan serapan gas oleh buyer (pembeli) di Jawa Tengah dan Jawa Timur masih belum optimal lantaran produksi gas oversupply.

"Sebenarnya, kalau kami bicara potensi daripada gas yang sudah siap itu sudah tercapai secara target lifting, yaitu sekitar 747 (juta standar kaki kubik gas per hari/MMSCFD). Namun, karena penyerapan gasnya masih belum optimal maka realisasi daripada lifting tersebut terhadap potensi daripada lifting atau target lifting masih rata-rata sekitar mungkin 77 persen dari targetnya," ucap Nurwahidi.

PGN Saka sendiri memiliki fasilitas produksi di laut (offshore) dan di darat (onshore).

"Dari laut sesuai alur mengalir terus minyak dan gas hingga ke fasilitas produksi onshore. Selain minyak dan gas, kami juga melakukan hilirisasi dengan memproduksi elpiji yang kapasitasnya 150 ton perhari sehingga membantu pemerintah dalam mengurangi impor elpiji," ujar Plant Manager OPF Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) Sulistyo Handoko.

Selain menjelaskan fasilitas produksi migas, SKK Migas dan PGN Saka juga menjelaskan program pengembangan masyarakat di kawasan wilayah kerja migas dengan konsep living in harmony yang merupakan program pengembangan masyarakat oleh SKK Migas dan PGN Saka.