Taylor Swift nyanyikan lagu sendu usai kabar kematian seorang penggemarnya

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, lagu sendu

Taylor Swift nyanyikan lagu sendu usai kabar kematian seorang penggemarnya

Musisi Taylor Swift. (ANTARA/Instagram.com @taylorswift)

Jakarta (ANTARA) - Musisi Taylor Swift menyanyikan lagu sendu bertajuk "Bigger Than the Whole Sky" dalam pertunjukannya pada Minggu malam (19/11) di Brazil usai kabar meninggal seorang penggemarnya, Ana Clara Benevides Machado pada konsernya hari Jumat (18/11) lalu.

People, Senin (20/11) waktu setempat, melaporkan Swift tampil kembali di Estádio Nilton Santos, Rio de Janeiro, Brazil setelah menunda pertunjukannya di hari Sabtu (18/11) karena gelombang panas ekstrem. Hal ini dipicu oleh kabar kematian penggemarnya, Machado yang merasa tidak enak badan di tempat tersebut dan ditangani oleh petugas pertolongan pertama, sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Salagdo Filho dan meninggal.

"Selamat tinggal, selamat tinggal, selamat tinggal. Kamu lebih besar dari seluruh langit. Kamu lebih dari sekadar waktu yang singkat,” merupakan penggalan lirik mengenai kehilangan yang dinyanyikan Swift pada Minggu malam.

Para penggemar pun berspekulasi bahwa lagu sendu tersebut didedikasikan untuk menghormati mendiang Machado. Saat menyanyikan lagu ini sekaligus memainkan piano secara langsung, Swift tidak menyebut nama Machado di atas panggung, tetapi penggemar meyakini lagu tersebut khusus dinyanyikan untuk Machado dan mengunggahnya di media sosial mereka.

"Saya tahu Taylor adalah seorang profesional, tetapi jumlah kekuatan yang diperlukan untuk menyanyikan ‘Bigger Than The Whole Sky’ tanpa benar-benar hancur sungguh tak terduga. Saya pikir dia tahu dia perlu melakukannya untuk Ana, Swifties Brazil, dan dirinya sendiri,” tulis seorang penggemar di akun media sosialnya.

Sementara itu, Swift sempat menunda pertunjukannya di hari Sabtu karena gelombang panas ekstrem yang tidak biasa di kota itu. Suhu pada hari Jumat mencapai 102 derajat Fahrenheit atau sekitar 39 derajat Celcius, dengan kelembaban lebih dari 70 persen yang membuat suhu terasa seperti 138 derajat Fahrenheit atau 59 derajat Celcius.

Keputusannya untuk menjadwal ulang konsernya datang setelah Machado dipastikan meninggal menjelang konser Eras Tour di hari Jumat. Promotor acara Time for Fun membagikan kabar di X bahwa Machado telah meninggal karena merasa tidak enak badan di tempat tersebut.

Menurut kabar itu, petugas pertolongan pertama menangani Machado sebelum akhirnya meninggal setelah dipindahkan ke Rumah Sakit Salgado Filho setempat.

Mendengar kabar duka tersebut, Swift mengungkapkan kesedihannya melalui Instagram pribadinya.

“Saya tidak percaya saya menulis kata-kata ini, tetapi dengan hati yang hancur saya mengatakan kami kehilangan penggemar tadi malam sebelum pertunjukan saya,” tulisnya.

Dia melanjutkan, "Saya bahkan tidak bisa mengatakan kepada Anda betapa terpukulnya saya dengan hal ini. Hanya ada sedikit informasi yang saya miliki selain fakta bahwa dia sangat cantik dan terlalu muda,” tulisnya.

"Saya ingin mengatakan sekarang saya sangat merasakan kehilangan ini dan hati saya tertuju kepada keluarga dan teman-temannya. Ini adalah hal terakhir yang saya pikir akan terjadi ketika kami memutuskan untuk membawa tur ini ke Brazil,” tutup Swift.

Sepanjang malam itu, Swift beberapa kali tertangkap kamera meminta staf stadion untuk menyediakan air bagi penggemar. Pada suatu titik, dia berhenti di tengah-tengah lagunya “All Too Well” ketika dia melihat penonton terkena dampak panas dan segera melemparkan botol air kepada mereka.

Suhu akhirnya menjadi dingin pada hari Minggu setelah berhari-hari didera suhu panas, ditambah dengan tingkat kelembaban yang sangat tinggi. Ini menjadi rekor pada pertengahan bulan November di Rio de Janeiro, Brazil.

Baca juga: Klarifikasi YG Entertainment soal kabar personel BLACKPINK tak lanjutkan kontrak

Baca juga: Lia ITZY dikabarkan akan absen untuk album baru grup 2024