Temanggung (ANTARA) - Ratusan petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mendatangi Gedung DPRD dan Kantor Bupati Temanggung untuk menolak RUU Kesehatan pasal 154 ayat 3 yang menyejajarkan tembakau dengan zat adiktif seperti psikotropika dan narkotika.
Dalam aksi damai di halaman Gedung DPRD Temanggung, Kamis, perwakilan petani diterima Ketua DPRD Kabupaten Temanggung dan wakil ketua DPRD dan saat melakukan aksi di Kantor Bupati Temanggung, mereka diterima langsung oleh Bupati Temanggung M. Al Khadziq.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Temanggung, Siyamin menjelaskan petani menolak RUU Kesehatan terutama pasal 154 yang menyejajarkan tembakau dengan zat adiktif seperti psikotropika dan narkotika.
"Hal ini sama halnya akan terjadi semacam ilegalisasi terhadap tembakau sehingga tembakau dianggap barang yang ilegal, dampaknya otomatis merugikan petani," katanya.
Ia menuturkan karena ini mengancam atau membahayakan petani tembakau, maka pihaknya datang ke DPRD untuk menyampaikan tuntutan supaya RUU Kesehatan pasal 154 yang menyamakan tembakau sejajar zat adiktif seperti psikotropika supaya dicabut.
Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Yunianto mengatakan aspirasi petani yang menolak RUU Kesehatan khususnya pasal 154 ayat 3 yang menyamakan dengan zat adiktif seperti psikotropika dan narkotika maka perlu dikaji ulang.
"DPR RI bersama pemerintah, khususnya Komisi IX nanti untuk bisa mengkaji ulang sehingga apa yang menjadi tuntutan para petani ini untuk dikabulkan," katanya.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq menyampaikan dirinya telah mempelajari RUU Kesehatan khususnya pasal 154 hingga 158, sebagian besar hanya mengatur tembakau.
"Salah tembakau di Indonesia itu apa, tembakau tidak ada salahnya, bahkan tembakau terbukti bisa menyerap lebih dari 30 juta pekerja pabrik rokok di seluruh Indonesia, kemudian tembakau juga mempekerjakan petani di lebih dari 10 provinsi di Indonesia.
Hasil tembakau juga bisa memberikan kontribusi kepada APBN sebesar Rp170 triliun lebih setiap tahunnya, cukai hasil tembakau juga digunakan untuk membayar BPJS orang miskin.
"Kalau sekarang tembakau disamakan dengan narkotika, artinya menanam tembakau sama dengan menanam ganja, maka nanti tembakau dilarang dan negara yang akan merugi," katanya.
Khadziq sepakat dengan para petani yang melakukan aksi meminta DPR RI untuk mengubah RUU Kesehatan yang menyamakan tembakau dengan zat adiktif lainnya seperti psikotropika dan narkotika.
"Pemerintah Kabupaten Temanggung siap mengawal, bukan hanya di sini, mau ke Jakarta siap kita mengawal ke Jakarta. Mau berkirim surat kepada DPR RI, kepada kementerian, kepada presiden juga siap," katanya.
Ia menegaskan Pemerintah Kabupaten Temanggung siap memberikan masukan dalam penyusunan RUU kesehatan, karena hal ini mengangkut hajat hidup seluruh petani di Kabupaten Temanggung. *
Baca juga: Asosiasi: Produk tembakau alternatif merupakan opsi untuk konsumsi dewasa
Baca juga: APTI: Larangan jual rokok batangan akan beratkan pengusaha tembakau
Berita Lainnya
BPS catat harga gabah dan beras pada November mengalami penurunan
02 December 2024 16:27 WIB
BPBD catat ketinggian banjir rob sempat 40 centimeter pada Senin pagi
02 December 2024 16:18 WIB
BRK Syariah sabet penghargaan sebagai pionir digitalisasi pemerintah daerah
02 December 2024 16:15 WIB
Airlangga sebut inflasi dan pertumbuhan ekonomi landasan UMP 6,5 persen
02 December 2024 14:14 WIB
Pasukan Israel tak berhenti serang Lebanon selatan meski ada gencatan senjata
02 December 2024 13:34 WIB
Dietisien: Tempe merupakan produk nabati yang baik untuk jantung
02 December 2024 13:23 WIB
Kemenag tunggu undangan DPR soal pembahasan biaya penyelenggaraan haji
02 December 2024 12:47 WIB
Badan Gizi Nasional tinjau dapur penyedia makan bergizi di lanud
02 December 2024 12:34 WIB