Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai Jepang telah memberikan kontribusi ekonomi yang besar bagi perkembangan anggota ASEAN sepanjang 50 tahun sejarah kemitraan ASEAN-Jepang.
Salah satunya yakni pada tahun 2022, sebanyak 12 persen arus investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) Jepang mengalir ke negara-negara ASEAN.
"Dari sisi perdagangan, total nilai ekspor dan impor Jepang dengan ASEAN tumbuh menjadi 11,6 persen pada tahun 2022," kata Sri Mulyani dalam akun instagram resmi @smindrawati, seperti dikutip di Jakarta, Rabu.
Di luar hubungan ekonomi, ia mengatakan Jepang juga berperan penting dalam upaya kerja sama di sektor keuangan ASEAN. Melalui kerangka kerja ASEAN+3 pada tahun 1999, Negeri Sakura turut membantu menanggapi krisis keuangan Asia.
Interaksi antara Jepang dengan Asia Tenggara merupakan sebuah sejarah yang panjang. Hubungan ini bahkan sudah dimulai jauh sebelum ASEAN terbentuk, tepatnya sebelum zaman edo.
Saat ASEAN akhirnya dibentuk, Jepang menjadi mitra dialog pertama sekaligus sahabat dan mitra terpercaya ASEAN.
Memperingati 50 tahun persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang pada tahun ini, Sri Mulyani mengucapkan selamat sekaligus berterima kasih atas segala dukungan yang telah diberikan Jepang kepada ASEAN.
"Semoga persahabatan emas ini akan membuka lebih banyak peluang emas untuk ASEAN dan Jepang di masa mendatang," tuturnya.
Adapun 50 tahun kerja sama dan persahabatan antara ASEAN dan Jepang merupakan salah satu tema utama pertemuan ASEAN+3 di Incheon, Korea Selatan pada 2 Mei 2023.
Usai pertemuan tersebut, Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Jepang Shun’ichi Suzuki untuk membahas beberapa topik yang begitu penting terkait hubungan Indonesia dan Jepang.
Topik yang dibahas yakni mulai dari gambaran perekonomian makro Indonesia dan Jepang, Keketuaan Indonesia di ASEAN, kerja sama perekonomian ASEAN+3, mekanisme transisi energi dan Just Energy Transition Partnership (JETP), hingga 50 tahun kerja sama dan persahabatan ASEAN dan Jepang.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani masih waspadai krisis perbankan di Eropa dan Amerika Serikat
Baca juga: Sri Mulyani sebut eksklusi keuangan tantangan utama di banyak negara ASEAN