Industri Ramah Lingkungan Layak Dapat Insentif

id industri ramah, lingkungan layak, dapat insentif

Industri Ramah Lingkungan Layak Dapat Insentif



Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau menilai industri yang ramah terhadap lingkungan layak untuk mendapatkan insentif berupa pemberian insentif fiskal atau pajak pada perusahaan yang menerapkan operasional dengan mengedepankan prinsip lebih hijau.

"Dunia usaha perlu terobosan-terobosan kebijakan ramah lingkungan, apalagi industri yang ada di Riau dan banyak mengolah sumber daya alam. Insentif diperlukan bagi mereka yang tidak merusak lingkungan," ujar Ketua Kadin Riau Juni Ardianto Rachman di Pekanbaru, Senin.

Menurut dia, pemberian insentif tersebut akan menambah gairah kalangan dunia usaha dan sekaligus memunculkan regulasi yang baik berupa keringanan bagi pelaku usaha yang semesti harus diciptakan pemerintah dalam kondisi saat ini.

Pemerintah perlu melakukan pengelompokkan para pelaku usaha di setiap provinsi untuk memberikan insentif seperti di Riau yang terkenal banyak sekali pelaku industri berbasis sumber daya alam pulp dan kertas serta minyak sawit mentah (CPO).

Saat ini perusahaan yang ada di provinsi yang berjuluk "Bumi Lancang Kuning" belum banyak yang menerapkan dengan mengendepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan dibutuh komitmen kuat untuk mewujudkan prinsip lebih hijau tersebut.

"Bukan tidak ada usaha perusahaan di Riau yang operasionalnya menuju konsep lebih hijau atau green industry. Tapi jika untuk diberikan penghargaan oleh pemeritah, saya pikir belum," katanya.

"Hal yang paling penting untuk diperbaiki kedepan adalah kondisi infrastruktur dan terciptanya regulasi yang baik untuk memberikan stimulus para investor untuk melakukan investasi di Riau," ucap Juni.

Wakil Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Lukita Dinarsyah sebelumnya, mewacanakan untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan yang sudah melakukan operasional secara lebih hijau.

Seperti diketahui, saat ini insentif banyak diberikan kepada produk berbasis impor seperti mobil. "Ke depan, insentif itu harus lebih diarahkan kepada industri dengan mengoptimalkan sumberdaya di dalam negeri seperti industri pulp dan kertas yang terintegrasi dengan hutan tanaman industri," katanya.