Ambon (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ambon mencatat luas mangrove di wilayah itu tersisa 33 hektare dan dalam dua dekade terakhir mengalami pengurangan hingga 10 hektare.
"Kita lihat sekarang banyak kafe dan pemukiman yang dibangun di wilayah mangrove, itu menjadi salah satu faktor berkurangnya hutan mangrove dalam 23 tahun terakhir," ujar Perekaya Ahli Madya BRIN kawasan Ambon, Daniel Pelasula di Ambon, Senin.
Hutan mangrove atau disebut juga hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.
Hutan ini tumbuh khususnya pada tempat-tempat terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.
Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Berdasarkan data terakhir BRIN diketahui pada 23 tahun lalu, luasan mangrove di kawasan Teluk Ambon terhitung 43 hektare.
Menurut Daniel pembangunan kafe permukiman atau sejenisnya di wilayah yang dekat dengan kawasan mangrove harus mempertimbangkan sisi ekologi disekitarnya.
"Paling tidak, jika membangun, harus ada penanaman kembali tanaman mangrove disekitarnya," ucapnya.
Lebih lanjut berdasarkan hasil perhitungan dari data citra satelit Landsat MSS yang dilakukan BRIN pada 1999 dan tidak dipublikasikan, menunjukkan sekitar 21 persen hutan mangrove di Teluk Ambon menghilang sejak 1986.
Untuk itu dalam hal ini kata dia Pemerintah Kota Ambon harus menyediakan lahan atau perlu adanya perluasan wilayah agar tak mengganggu ekosistem mangrove di Teluk Ambon sendiri.
Pasalnya manfaat hutan mangrove bagi kehidupan adalah dapat menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih bersih.
Selain itu mangrove juga membantu alam dalam mendapatkan kualitas udara yang lebih baik dan bersih. Kawasan mangrove pun bisa dikembangkan menjadi salah satu objek wisata.
Tak hanya itu, manfaat mangrove juga dapat melindungi dari risiko kerusakan badai karena semak tanaman mangrove dapat menopang dataran lumpur pasang surut dengan baik.
Semak-semak mangrove juga merupakan elemen penyangga yang dapat melindungi tanah dari kerusakan angin dan gelombang.
Jenis mangrove yang mendominasi di Teluk Ambon adalah Rhisophora apiculata, Soneratia alba, Avicenia marina, Excoecaria agallocha, Nypa fruticans dan Hibiscus tiliaceaus, tersebar merata di kawasan pesisir Desa Tawiri, Poka, Waiheru (Kecamatan Teluk Ambon) dan Desa Passo, Halong dan Lateri (Kecamatan Baguala).
Baca juga: Salinitas atau kadar garam yang rendah hambat pertumbuhan mangrove
Baca juga: Akademisi: Restorasi dan konservasi mangrove harus bisa berjalan seiring
Berita Lainnya
Komisi X harap alumni Sekolah Unggulan bisa menjadi talenta masa depan RI
05 December 2024 16:32 WIB
Kementerian Agama RI hadirkan 1.000 madrasah inklusi bagi penyandang disabilitas
05 December 2024 16:03 WIB
DPR minta Pemerintah dengarkan aspirasi masyarakat sebelum terapkan PPN 12 persen
05 December 2024 15:58 WIB
KLH identifikasi sejumlah isu lingkungan di perkotaan soal sampah hingga polusi
05 December 2024 15:50 WIB
Direksi BRK Syariah ikuti peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024
05 December 2024 15:43 WIB
Jadwal pertandingan Indonesia vs Kamboja di final Piala AFF Putri
05 December 2024 13:08 WIB
Proyek perluasan dermaga dasar di pembangkit listrik Cilacap telah rampung
05 December 2024 12:51 WIB
Dokter Yulita berikan kiat jaga daya tahan tubuh di musim pancaroba
05 December 2024 12:33 WIB