Jakarta (ANTARA) - Organisasi nirlaba berbasis ilmiah Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) memperkuat kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi degradasi hutan mangrove di Indonesia.
"Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang kami lakukan untuk mengurangi ancaman terhadap kawasan mangrove melalui pengembangan mata pencaharian, juga mata pencaharian alternatif bagi masyarakat," kata Manajer Perencanaan Spasial YKAN, Yusuf Fajariyanto saat ditemui di Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta, Sabtu.
Yusuf menyampaikan beberapa wilayah yang didampingi oleh YKAN, seperti Ogan Komering Ilir di Sumatera Selatan dan pesisir Riau, banyak warga yang memanfaatkan mangrove untuk aktivitas sosial dan ekonomi.
Ancaman terhadap ekosistem mangrove tersebut, mulai dari konversi lahan mangrove menjadi tambak hingga memanfaatkan kayu mangrove untuk bahan bangunan.
"Kami melihat potensi aset di daerah itu tentang berbagai hal yang bisa dikembangkan. Kami bantu, dampingi, dan latih mereka agar kapasitas mereka bisa meningkat," terang Yusuf.
Beberapa pelatihan yang diberikan YKAN untuk masyarakat pesisir yang hidup di sekitar hutan mangrove berupa pembuatan aneka produk olahan mangrove, seperti makanan, kerajinan, batik, dan lainnya.
Selain itu, YKAN juga mendidik masyarakat agar tidak membuka tambak baru yang bisa memperparah kondisi kerusakan hutan mangrove.
Yusuf menuturkan pihaknya mengenalkan konsep secure agar para petambak bisa meningkatkan produksi mereka dan sebagian area tambak dilakukan restorasi sebagai hutan mangrove kembali.
YKAN juga mendampingi aparat pemerintahan desa untuk menyusun perencanaan dan anggaran agar masyarakat bisa menganggarkan dari dana mereka sendiri, sebagian dialokasikan untuk pengolahan mangrove.
"Mereka sebetulnya paham bahwa mangrove itu penting, biasanya mereka bermukim di belakang mangrove. Apabila mangrove habis, tambak mereka juga akan terkena rob atau pasang yang akhirnya udang dan bandeng mereka gagal panen," kata Yusuf.
Kegiatan penjangkauan dan penyadaran masyarakat, lanjutnya, merupakan langkah yang penting untuk mengurangi ancaman terhadap mangrove di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 4,12 juta hektare. Namun, sekitar 700 ribu hektare telah mengalami deforestasi.
BRGM menyebutkan kerusakan kawasan mangrove itu terjadi di area hutan dan area penggunaan lain. Meski demikian, mayoritas deforestasi justru terjadi di area tambak.
Saat ini, pemerintah Indonesia terus berupaya menyelamatkan hutan mangrove untuk menjaga kelestarian lingkungan, terutama bagi wilayah pesisir.
Beberapa kegiatan yang dilakukan pemerintah, di antaranya pembibitan, reboisasi, dan pengaturan tata ruang.
Baca juga: Unri kembangkan ekowisata mangrove di Kampus Dumai
Baca juga: Akademisi: Restorasi dan konservasi mangrove harus bisa berjalan seiring
Baca juga: Pemerintah Provinsi Riau dorong pengembangan investasi mangrove untuk ekonomi hijau
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB