Jakarta (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (5/1) memerintahkan gencatan senjata di Ukraina untuk merayakan Natal Ortodoks negara itu, menurut laporan media Rusia.
Namun, langkah gencatan senjata yang ditawarkan Putin itu segera ditolak oleh Kiev.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan kepada militer untuk menghentikan serangan selama 36 jam, dari Jumat siang hingga Sabtu tengah malam, menurut kantor berita Tass dan Interfax.
Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill juga menyerukan gencatan senjata di Ukraina pada kesempatan Natal (Ortodoks) yang jatuh pada Sabtu (7/1).
Kirill dikenal memiliki hubungan dekat dengan Putin dan telah mendukung invasi ke Ukraina, yang dimulai hampir setahun lalu.
Dalam sebuah pernyataan, Putin mengatakan dia memutuskan untuk memerintahkan gencatan senjata dengan mempertimbangkan permohonan dari sang kepala gereja, kata Tass.
"Berdasarkan fakta bahwa sejumlah besar penduduk di zona pertempuran adalah Kristen Ortodoks, kami mendesak pihak Ukraina untuk mengumumkan gencatan senjata agar mereka (dapat) menghadiri kebaktian pada Malam Natal dan juga pada Hari Natal," kata Putin.
Mykhailo Podolyak, penasihat kepala kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, langsung menolak usulan Putin tersebut.
Rusia "harus meninggalkan wilayah pendudukan ... baru setelah itu akan ada 'gencatan senjata sementara'," kata Podolyak melalui akun Twitter-nya.
Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan kepada wartawan: "Kemungkinan untuk masa suci ini dihormati dengan penghentian semua permusuhan selalu disambut baik oleh sekretaris jenderal."
Sementara Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak mempedulikan perintah gencatan senjata Putin itu. Biden mengatakan kepada wartawan di Washington: "Saya enggan menanggapi apa pun yang dikatakan Putin."
"Menurut saya itu menarik. Dia siap mengebom rumah sakit, tempat penitipan anak dan gereja pada saat liburan lain baru-baru ini. Saya pikir dia (Putin) sedang mencoba mencari oksigen dulu," kata Biden menambahkan.
Baca juga: Rusia terus akan batasi aset dari "negara tidak bersahabat"
Baca juga: Rusia nyatakan siap untuk lanjutkan pemasokan gas ke Eropa
Sumber: Kyodo-OANA
Berita Lainnya
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB
Dukung ketahanan pangan, PTPN rilis varietas kultur jaringan kelapa sawit dengan potensi CPO tinggi
18 December 2024 15:00 WIB
Tindakan operasi batu kantong empedu bisa cegah komplikasi lebih berat
18 December 2024 14:41 WIB
Menteri Maman Abdurrahman sebut Jamkrida jadi kunci pemberdayaan UMKM
18 December 2024 14:35 WIB
Optimis hadapi masa depan, Dirjen Imigrasi catat sejarah PNBP 2024 Rp8,5 triliun
18 December 2024 14:24 WIB
Sejumlah posko pengamanan Natal dan Tahun Baru mulai dibuka di Terminal Kalideres
18 December 2024 14:20 WIB
Persiapan acara peringatan 25 tahun kembalinya Makau ke pangkuan China
18 December 2024 14:06 WIB
Perhatikan pilihan makanan agar terhindar dari risiko penyakit kanker
18 December 2024 13:58 WIB