BPBD Kota Mataram lakukan penilaian kerusakan rumah warga akibat abrasi

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, abrasi

BPBD Kota Mataram lakukan penilaian kerusakan rumah warga akibat abrasi

Seorang warga Lingkungan Mapak Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Senin (26/12-2022), melihat kondisi rumah yang rusak akibat abrasi pantai. (Foto: (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai melakukan asesmen atau penilaian terhadap puluhan rumah warga yang pesisir pantai yang rusak akibat abrasi pantai dampak dari cuaca ekstrem pada Jumat (23/12).

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Mataram Multazam di Mataram, Senin mengatakan data sementara jumlah rumah yang rusak berat akibat abrasi pantai 23 unit.

"Dari 23 unit rumah yang rusak itu, 13 rumah di Lingkungan Mapak Indah dan 5 rumah di Lingkungan Pantai Gading Kecamatan Sekarbela. Sedangkan 5 rumah di Bintaro Kecamatan Ampenan," katanya.

Multazam yang ditemui di sela mendampingi tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melakukan pengukuran dan pendataan rumah rusak di Lingkungan Mapak mengatakan, jumlah rumah yang rusak akibat abrasi itu masih data sementara.

"Kemungkinan ada tambahan, terutama untuk rusak sedang atau ringan. Kalau yang 23 itu masuk rusak berat karena sebagian rumah mereka habis dibawa gelombang," katanya.

Sementara terkait dengan prediksi total kerugian warga, Multazam belum dapat menyebutkan, karena proses asesmen masih berlangsung.

Menurutnya, hasil asesmen yang dilakukan itu akan menjadi acuan dalam penanganan rekonstruksi dan rehabilitasi yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

Hanya saja, lanjutnya, jika melihat kondisi bencana yang setiap tahun selalu terjadi di kawasan Pantai Mapak dan Gading, serta mempertimbangkan hasil kajian tim ahli yang menyebutkan potensi pantai akan hilang akibat abrasi setiap tahun sekitar 5 meter, penanganan harus dilakukan secara permanen.

"Artinya, dari pada kita bantu masyarakat membangun atau memperbaiki rumah mereka di pesisir pantai, lebih baik direlokasi ke radius yang aman dari potensi abrasi," katanya.

Sejak awal pekan lalu Kota Mataram dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang yang mengakibatkan puluhan pohon tumbang dan gelombang tinggi mencapai 3,5 meter sampai 4 meter dan berdampak pada abrasi.

"Alhamdulillah pagi ini, gelombang pantai sudah mulai normal. Semoga cuaca ekstrem tidak terulang lagi," katanya.

Baca juga: Abrasi ancam kedaulatan RI, butuh Rp2,5 triliun bangun penahan abrasi

Baca juga: Ribuan hektare lahan perkebunan di Bengkalis amblas