Sebanyak 130 remaja dibekali PHR untuk pahami cara cegah stunting

id Berita hari ini, berita riauterbaru, berita riau antara, PHR

Sebanyak 130 remaja dibekali PHR untuk pahami cara cegah stunting

Antara/Frislidia.

Pekanbaru (ANTARA) - Pertamina Hulu Rokan (PHR) membekali 130 mahasiswa berasal dari sejumlah SLTA, pendidikan kedokteran dan kesehatan dari sejumlah perguruan tinggi Pekanbaru, agar paham tentang cara mencegah stunting.

"Terobosan ini bertujuan mencegah stunting sejak dini atau dari hulu melalui peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kepedulian terhadap isu ini di kalangan remaja sebagai para calon orang tua agar terwujud generasi masa depan yang bebas stunting," Vice President Corporate Affairs PT. Pertaminan Hulu Rokan Sukamto Thamrin, di Pekanbaru, Selasa.

Ia mengatakan itu dalam dalam workshop Peran Remaja dalam Pencegahan Stunting bersempena dengan Hari Remaja Internasional tahun 2022 digelar PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), bekerjasama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Riau menjadi mitra pelaksana program.

Sukamto berharap program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PHR WK Rokan ini dapat mendukung upaya Pemprov Riau dalam menurunkan prevalensi stunting dan memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, pada gilirannya, juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepada para peserta workshop, harap Sukamto, dapat berpartisipasi secara aktif dan serius dan setelahnya dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh sebagai bagian dari kontribusi terhadap pencegahan stunting di Provinsi Riau.

"Mengingat kita masih dalam kondisi pandemi COVID-19, kami senantiasa menghimbau agar pelaksanan kegiatan hari ini tetap mengacu pada protokol kesehatan demi keselamatan kita bersama," katanya.

Ia menjelaskan, sebagai bagian dari pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di bidang kesehatan, PHR WK Rokan ingin berkontribusi terhadap upaya pemerintah dalam mengatasi masalah stunting.

Dalam 100 hari kerja pasca alih kelola, PHR WK Rokan telah melaksanakan program pencegahan stunting dengan dua lokus utama di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, dan dalam pelaksanaannya kami bekerjasama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Riau dan Pemerintah Provinsi Riau, melalui beberapa institusi seperti BKKBN dan Dinas Kesehatan.

Pada tahun 2022, katanya lagi, program dukungan terhadap penanganan isu stunting telah kami laksanakan di enam kecamatan di sekitar wilayah operasi PHR WK Rokan, yaitu Kecamatan Bathin Solapan di Kabupaten Bengkalis, Kecamatan Kandis di Kabupaten Siak, Kecamatan Tapung dan Tapung Hilir di Kabupaten Kampar serta Kecamatan Tanah Putih dan Rantau Kopar di Kabupaten Rokan Hilir. Berdasarkan data yang diperoleh dari beberapa instansi, keenam kecamatan tersebut memiliki tingkat kasus stunting yang tinggi dan masuk ke dalam lokus program stunting di Provinsi Riau.

"Pada tahun ini, alhamdulillah PHR juga mendapatkan penghargaan Bapak Asuh Stunting Kategori Donatur Ketiga Terbesar Nasional dari BKKBN Pusat. Adapun program yang kami jalankan selaras dengan program pemerintah yang tertuang dalam RPJMN dan RPJMD tahun 2019-2024, juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals. Pelaksanaan program ini juga menerapkan pola pentahelix atau kerja sama multipihak yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media," katanya.

Selain itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan penghargaan kepada PHR sebagai Juara ke-3 Nasional kategori donatur dengan jumlah donasi terbanyak dalam Gerakan Bapak Asuh Anak Stunting. Penghargaan diserahkan melalui Gubernur Riau bertepatan acara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 Provinsi Riau di Gedung Daerah Balai Serindit, Pekanbaru, pada Juli lalu. Sebelumnya di tingkat lokal Riau, kepedulian PHR terhadap upaya pencegahan stunting juga pernah mendapatkan penghargaan dari Bupati Siak pada akhir Maret 2022.

Program pencegahan stunting ini merupakan salah satu Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR di bidang kesehatan. Tahun ini, PHR WK Rokan akan menjalankan program pencegahan stunting di 57 Posyandu di empat kabupaten di Riau, yakni Bengkalis, Kampar, Rokan Hilir, dan Siak.

Kegiatan utamanya antara lain, pemberdayaan lebih dari 100 kader posyandu; pelaksanaan kegiatan rutin bulanan posyandu; promosi dan sosialisasi kesehatan; serta pemberian makanan tambahan dan pemberian peralatan pendukung seperti alat timbang berat badan dan pengukur tinggi badan.

Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan status gizi pada Ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun dengan mobilisasi Posyandu. PHR bekerja sama dengan PKBI Riau, sebagai menjadi mitra pelaksana program, melaksanakan kegiatan utamanya antara lain, pemberdayaan lebih dari 100 kader posyandu; pelaksanaan kegiatan rutin bulanan posyandu, promosi dan sosialisasi kesehatan, serta pemberian makanan tambahan dan pemberian peralatan pendukung seperti alat timbang berat badan dan pengukur tinggi badan.

"PHR merupakan salah satu perusahaan di Riau yang sangat peduli terhadap upaya pencegahan stunting. Kami berharap kontribusi PHR menjadi dorongan bagi perusahaan lainnya untuk membantu pemerintah dalam konvergensi upaya pencegahan stunting,” ujar Asisten I Setdaprov Riau Masrul Kasmy. Saat ini, prevalensi stunting di Riau sekitar 22 persen. Pemerintah menargetkan angka itu turun menjadi 14 persen pada 2024.

Said Masri Koordinator Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) BKKBN Perwakilan Provinsi Riau mengatakan, pembekalan remaja penting sebagai upaya dalam percepatan penuntasan stunting di Riau dari hulu menyasar remaja dan calon pengantin.

Catin selama 3 bulan sebelum nikah, katanya mereka akan didampingi oleh tim pendamping keluarga untuk mendapatkan pengetahuan, dan BKKBN mempunyai Aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) untuk mencegah stunting pada anak dengan cara mengedukasi remaja mengenai bahaya stunting. Elsimil itu nantinya perlu didouwnload oleh catin, mereka wajib mengisi data profilnya yang berasal dari hasil screening elsimil.

"Jika discreening hasilnya tercatat hbnya rendah, lingkar lengannya kurang dari yang disyaratkan sehat, maka mereka harus meningkatkan asupan makanan bergizi agar sehat untuk hamil dan anaknya tidak berpotensi mengalami stunting," katanya.