Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru menyayangkan masih tersisa sekitar 35 persen lagi anak usia sekolah (6-11) tahun di Pekanbaru terpaksa tak bisa ikut Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akibat belum divaksin COVID-19.
Walau Pemerintah Kota Pekanbaru sudah mengeluarkan surat edaran terkait vaksinasi COVID-19 bagi peserta didik, sebagai syarat PTM namun masih saja ada orang tua yang tidak setuju anaknya divaksin dengan berbagai alasan.
"Surat edaran itu tetap kita berlakukan karena vaksinasi itu ikhtiar bersama untuk menciptakan kekebalan kelompok dan dalam kondisi sekarang itu yang paling tepat," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas di Pekanbaru, Jumat.
Untuk itu, ia meminta meminta pengertian para orangtua agar anak mereka divaksin sehingga bisa menjalani belajar langsung, hal ini sebagai upaya perlindungan bagi peserta didik dari COVID-19 saat PTM di lingkungan sekolah.
"Kami mendorong orang tua peserta didik agar segera membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan terdekat agar bisa suntik vaksin, karena anak usia dari 6 tahun sudah bisa mendapat suntik vaksin sebagai perlindungan mereka dari COVID-19," katanya.
Maka kebijakan wajib vaksin ini bagi peserta didik telah mulai berlaku sejak satu bulan lalu di Pekanbaru. "Ini untuk kekebalan tubuh anak," katanya.
Apalagi, saat ini Kota Pekanbaru masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, artinya sebaran kasus COVID-19 masih cukup tinggi, maka vaksinasi diperlukan sebagai upaya perlindungan diri.
"Memang mayoritas atau 65 persen peserta didik ini sudah suntik vaksin semoga sisanya menyusul," katanya.
Sementara itu, Ani (34) th salah satu orangtua siswa kelas II pada SDM Pekanbaru, mengaku anakbontotnya belum divaksin sehingga harus belajar daring.
Ia mengaku belum mengizinkan anaknya vaksin karena Olivia sang anak perempuan sering demam dan batuk.
"Anak saya ini memang gampang demam dan batuk, kena panas sedikit saja sudah flu, kadang demam jadi saya kuatir kalau divaksin ada hal-hal yang tidak diinginkan," kata Ani.
Namun karena sanksinya tidak boleh belajar tatap muka, ia terpaksa akan membawa Olivia vaksin pekan depan, jika sudah tidak batuk lagi.
"Saya tunggu anak sembuh baru akan saya vaksin, kasihan dia tak boleh ke sekolah," katanya menambahkan.
Berita Lainnya
Peringati hari autis sedunia, anak-anak di Riau unjuk bakat
27 April 2024 12:50 WIB
Madonna berterima kasih pada anak-anaknya telah berperan selama tur "Celebration"
26 April 2024 12:00 WIB
Departemen Pertanian AS perbarui makanan sekolah guna batasi asupan gula anak
26 April 2024 11:45 WIB
Pemerintah adopsi inisiatif global tentang perlindungan anak di ruang digital
23 April 2024 15:50 WIB
Pasien anak rawat inap akibat vape melonjak hingga 733 persen sejak 2020
23 April 2024 14:26 WIB
Kecelakaan maut di Tol Pekanbaru-Dumai tewaskan ibu dan anak
22 April 2024 14:13 WIB
Setiap 10 menit satu bocah terbunuh di Gaza
21 April 2024 15:13 WIB
Begini cara ajarkan edukasi seksual pada anak di era digital
21 April 2024 15:06 WIB