Syahrul Aidi kecewa berat melihat pembangunan terminal lintas tipe A Bangkinang

id Terminal,Syahrul aidi

Syahrul Aidi kecewa berat melihat pembangunan terminal lintas tipe A Bangkinang

Anggota DPR RI Syahrul Aidi Ma'azat meninjau pembangunan terminal tipe A Bangkinang. (ANTARA/dok)

Hanya begini bentuk bangunan sebesar Rp2,1 miliar itu?
Bangkinang Kota (ANTARA) - Anggota DPR RI Syahrul Aidi Ma'azat setelah mendapatkanbanyak laporan mendadak turun memeriksa pembangunan terminal lintas tipe A di Bangkinang Kota, Rabu.

Dia merasa sangat kecewa setelah melihat langsung kondisi pembangunan terminal lintas Bangkinang Kota tipe A yang menelan dana sebesar Rp2,1 miliar itu.

Anggota DPRD komisi V ini mengecek seluruh kondisi bangunan dari depan hingga ke belakang bangunan terminal di atas lahan seluas 60x40 meter itu.

"Hanya begini bentuk bangunan sebesar Rp2,1 miliar itu?," ujanyabertanya kepada PPTK Frans Dedy yang mendampinginya berkeliling ke setiap sudut ruangan bersama Kontraktor Ponco.

Seraya menunjuk dan bernada marah ke lantai terminal yang dibuat dari paving block yang terlihat mulai hancur di pelataran area parkir samping kanan bangunan dan depan terminal.

Dia meragukan bangunan itu tidak sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang dibuat.

"Apa iya perencanaannya seperti ini, kalau sesuai dengan spesifikasi, tidak mungkin cepat rusak hanya dilalui air, bukan dilalui kendaraan berat," tukasnya.

Pembangunan terminal ini merupakan bantuan anggaran dari APBN 2021 sebesar Rp2,1 miliar dengan pagu anggaran Rp2,3 miliar.

Ada tujuh item yang dibangun dari anggaran sebesar itu yakni pagar, pos jaga, trotoar dalam dari paving block, pedestrian (area parkir penjemput) yang juga dari paving block, marka rambu, kanopi salasar dalam, furniture ( meja, cctv, ruang tunggu).

Dalam kenyataannya dari pantauan praktisi Partai Keadilan Sejahtera ini kondisi bangunan sangat mengecewakan.

"Ya, saya sangat kecewa dengan melihat kondisi terminal hari ini, saya akan cek tentang ini semua ke Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) dan Kementerian Perhubungan RI," ujarnya.

Selain mempertanyakan soal trotoar pelataran area parkir penjemput dan depan terminal, dia juga mempertanyakan atap bangunan area parkir yang dibuat dari akrilik itu.

"Bayangan saya lantai paving block terminal ini dibuat rapi, licin dan indah, dan atap area parkir seharusnya dibuat dari bahan yang tahan panas," terangnya.

Atap are parkir itu sudah terlihat bergelombang dan sudah mulai renggang dari paku yang menempel di kerangka atap.

"Saya malu melihat ini, tidak ubahnya proyek tingkat desa, bangunan kasar dan terlihat tidak profesional serta tidak nyaman dipandang mata," tukasnya berwajah muram.

Sementara itu Frans Dedy yang dikonfirmasi mempertahankan pendapatnya bahwa apa yang telah dibuat itu sudah sesuai dengan spesifikasi perencanaan pembangunan.

"Tidak mungkin saya mengada-ada, ini sudah sesuai dengan spesifikasi dan perencanaan," terangnya.

Meski Syahrul Aidi menegaskan bahwa dinding belakang terminal seharusnya di plester tapi pada kenyataan tidak di plester.

"Ya, dana sudah dicairkan 100 persen, meski dinding itu belum di plester," kata Dedy.

Menanggapi temuan anggota DPR RI ini, dia menjelaskan masih ada waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan.

"Apa yang menurut bapak Syahrul perlu diperbaiki akan kita perbaiki," tegasnya.

Kontraktor pekerjaan itu adalah CV. Pilar WonwarayaPonco yang juga mendampingi sidak anggota dewan ini menyebutkan bahwa semua pekerjaan sudah dilakukan sesuai rencana.

Dia menyebutkan bahwa pengerjaan bangunan itu dikerjakan selama 2,5 bulan dengan jumlah tukang sebanyak 20 orang.

Konon tukang yang dipekerjakan adalah tukang dari luar daerah, namun dalam pengakuannya, mereka memakai tukang tempatan dari Kampar.