London (ANTARA) - Di Skotlandia, varian COVID-19 Omicron memiliki lebih sedikit kemungkinan risiko rawat inap dibandingkan Delta, demikian menurut analisis data awal yang ditampilkan sebelum kajian kelompok pada Rabu.
Statistik baru itu sejalan dengan data yang diterbitkan pada Rabu pagi dari Afrika Selatan dan Inggris dan juga sebelumnya sudah melalui kajian kelompok.
Di Universitas Edinburgh, para peneliti melacak hampir 152.000 pasien yang didiagnosis COVID-19, termasuk 22.205 yang terinfeksi varian Omicron. Setengah dari pasien terinfeksi Omicron berusia di bawah 40 tahun.
Baca juga: Vaksin "Booster" Moderna dikatakan efektif lawan Omicron
Jumlah pasien Omicron yang membutuhkan rawat inap 68 persen lebih rendah dari yang peneliti perkirakan, berdasarkan tingkat pasien yang terinfeksi Delta.
Penelitian itu hanya mencakup pasien yang didiagnosis pada praktik perawatan primer.
Studi itu tidak mencakup pasien yang sudah dites COVID-19 di laboratorium Layanan Kesehatan Nasional yang sebagian besar pasien dirawat di rumah sakit, menurut laporan itu.
Peneliti Skotlandia memperkirakan bahwa 7,6 persen kasus Omicron itu infeksi ulang dibandingkan dengan hanya 0,7 persen infeksi yang diakibatkan oleh varian Delta. Mereka juga menemukan bahwa dosis ketiga vaksin memberikan “perlindungan tambahan yang cukup besar terhadap penyakit bergejala”.
Baca juga: Harga minyak naik tipis di Asia, investor tetap khawatir penyebaran Omicron
Di Imperial College London, peneliti yang awal pekan ini melaporkan penyakit yang tidak kalah parah diakibatkan Omicron daripada Delta, sekarang sudah mengatakan mereka melihat bukti selama lebih dari dua pekan, yakni risiko rawat inap akibat Omicron cenderung berkurang sebesar 40 persen hingga 45 persen ketimbang infeksi Delta.
Peneliti di kedua negara mengatakan mereka melihat bukti bahwa vaksin tetap efektif dalam mencegah penyakit berat akibat Omicron dan dosis booster secara signifikan meningkatkan perlindungan yang memudar dari dua dosis awal.
Para ahli memperingatkan upaya untuk menentukan keparahan Omicron terhambat oleh tingkat kekebalan yang berbeda dari vaksinasi dan infeksi sebelumnya, baik antarnegara maupun dalam negeri, sekarang dan ketika Delta memuncak.
Mereka juga memperingatkan bahwa dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait infeksi Omicron dalam populasi yang lebih luas.
Baca juga: Dinkes DKI masifkan deteksi dini tangkal COVID-19 varian Omicron
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Pemda bersama OJK dan BRK Syariah gelar business matching
17 May 2024 10:11 WIB
Aktivitas naik, Badan Geologi Kemen ESDM perluas jarak bahaya Gunung Slamet
17 May 2024 10:07 WIB
Nilai tukar rupiah melemah dipengaruhi sentimen suku bunga kebijakan AS
17 May 2024 10:02 WIB
PTPN Group raih penghargaan The Most Promising Company in Strategic Marketing
17 May 2024 9:58 WIB
Dewi Sandra berikan dukungan untuk Palestina di forum Brave Beauty Summit Qatar
16 May 2024 17:09 WIB
Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara kini berstatus awas
16 May 2024 16:57 WIB
Komang Ayu tuntaskan rubber game dan berhak maju ke perempat final Thailand Open
16 May 2024 16:53 WIB
BRK Syariah bahas sinergi dan optimalisasi keuangan melalui sukuk negara
16 May 2024 16:44 WIB