Skotlandia laporkan lebih sedikit rawat inap akibat Omicron dibandingkan Delta

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Omicron

Skotlandia laporkan lebih sedikit rawat inap akibat Omicron dibandingkan Delta

Arsip foto - Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengunjungi Rumah Sakit Umum Western di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Edinburgh, Skotlandia, Inggris, Senin (7/12/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Russell Cheyne/Pool/hp/cfo)

London (ANTARA) - Di Skotlandia, varian COVID-19 Omicron memiliki lebih sedikit kemungkinan risiko rawat inap dibandingkan Delta, demikian menurut analisis data awal yang ditampilkan sebelum kajian kelompok pada Rabu.

Statistik baru itu sejalan dengan data yang diterbitkan pada Rabu pagi dari Afrika Selatan dan Inggris dan juga sebelumnya sudah melalui kajian kelompok.

Di Universitas Edinburgh, para peneliti melacak hampir 152.000 pasien yang didiagnosis COVID-19, termasuk 22.205 yang terinfeksi varian Omicron. Setengah dari pasien terinfeksi Omicron berusia di bawah 40 tahun.

Baca juga: Vaksin "Booster" Moderna dikatakan efektif lawan Omicron

Jumlah pasien Omicron yang membutuhkan rawat inap 68 persen lebih rendah dari yang peneliti perkirakan, berdasarkan tingkat pasien yang terinfeksi Delta.

Penelitian itu hanya mencakup pasien yang didiagnosis pada praktik perawatan primer.

Studi itu tidak mencakup pasien yang sudah dites COVID-19 di laboratorium Layanan Kesehatan Nasional yang sebagian besar pasien dirawat di rumah sakit, menurut laporan itu.

Peneliti Skotlandia memperkirakan bahwa 7,6 persen kasus Omicron itu infeksi ulang dibandingkan dengan hanya 0,7 persen infeksi yang diakibatkan oleh varian Delta. Mereka juga menemukan bahwa dosis ketiga vaksin memberikan “perlindungan tambahan yang cukup besar terhadap penyakit bergejala”.

Baca juga: Harga minyak naik tipis di Asia, investor tetap khawatir penyebaran Omicron

Di Imperial College London, peneliti yang awal pekan ini melaporkan penyakit yang tidak kalah parah diakibatkan Omicron daripada Delta, sekarang sudah mengatakan mereka melihat bukti selama lebih dari dua pekan, yakni risiko rawat inap akibat Omicron cenderung berkurang sebesar 40 persen hingga 45 persen ketimbang infeksi Delta.

Peneliti di kedua negara mengatakan mereka melihat bukti bahwa vaksin tetap efektif dalam mencegah penyakit berat akibat Omicron dan dosis booster secara signifikan meningkatkan perlindungan yang memudar dari dua dosis awal.

Para ahli memperingatkan upaya untuk menentukan keparahan Omicron terhambat oleh tingkat kekebalan yang berbeda dari vaksinasi dan infeksi sebelumnya, baik antarnegara maupun dalam negeri, sekarang dan ketika Delta memuncak.

Mereka juga memperingatkan bahwa dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait infeksi Omicron dalam populasi yang lebih luas.

Baca juga: Dinkes DKI masifkan deteksi dini tangkal COVID-19 varian Omicron

Sumber: Reuters