Johnny Depp merasa telah jadi korban "cancel culture" di Hollywood

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, aktor, Johnny Depp

Johnny Depp merasa telah jadi korban "cancel culture" di Hollywood

Aktor Johny Depp tiba di Pengadilan Tinggi untuk kasus pencemaran nama baik dirinya oleh media, di London, Inggris, Jumat (10/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Peter Nicholls/WSJ/djo)

Jakarta (ANTARA) - Aktor Johnny Depp pada Rabu (22/9) mengklaim dirinya telah menjadi korban "cancel culture" atas kurangnya dukungan komunitas Hollywood atas kariernya usai kalah dalam kasus pencemaran nama baik.

"Ini adalah situasi yang sangat kompleks, ‘cancel culture’ ini, atau terburu-buru untuk menilai sesuatu," kata Depp saat tampil di konferensi pers Festival Film San Sebastian, dikutip dari The Hollywood Reporter pada Kamis.

Baca juga: Film "Cry Macho" akan jadi pembuka pada acara festival film Tokyo

Aktor tersebut merujuk pada kekalahannya atas kasus pencemaran nama baik terhadap tabloid Inggris “The Sun”. Tabloid tersebut melabeli Depp sebagai “pemukul istri” terkait dengan perlakuannya kepada mantan istri, Amber Heard.

Sejak saat itu, Depp mengeluh dan merasa dirinya diboikot oleh Hollywood karena film terbarunya “Minamata” berjuang untuk mendapatkan rilis di Amerika Serikat. Pada tahun lalu, ia juga batal terlibat dalam film “Fantastic Beasts” produksi Warner Bros.

Baca juga: Tom Hanks puji sentuhan magis film di Museum Film LA yang baru diresmikan

Depp berpendapat bahwa fenomena “cancel culture” telah jauh di luar kendali dan memperingatkan bahaya di baliknya. Menurut Depp, satu tuduhan dapat menyebabkan kehancuran karier.

"Bukan hanya saya yang mengalami hal ini, ini terjadi pada banyak orang. Hal semacam ini telah terjadi pada perempuan dan laki-laki. Sayangnya pada titik tertentu mereka mulai berpikir bahwa itu normal. Padahal tidak,” ujarnya.

Baca juga: Film "Belfast" berhasil raih penghargaan People's Choice di TIFF

Depp juga mengatakan kepada pers di festival bahwa Hollywood telah menjadi terlalu komersial untuk selera sinematiknya. Ia juga berpendapat Hollywood tampak meremehkan penonton.

"Dari sudut pandang saya, sebagai seseorang yang terlibat dalam penciptaan dan kolaborasi pembuatan film, berapa banyak lagi formula yang kita butuhkan dari studio seperti itu?”

Baca juga: Lukman Sardi dan Ruth Marini juga bermain di film "Penyalin Cahaya"

Depp pada Rabu (22/9) menerima penghargaan Donostia Award dari Festival Film San Sebastian. Donostia Award merupakan penghargaan atas pencapaian seumur hidup untuk kontribusi bagi dunia film.

Sementara itu, kelompok feminis dan asosiasi industri film mengkritik keputusan festival untuk memberi penghargaan pada Depp pada Agustus lalu.

Asosiasi sinematografer wanita dan profesional audiovisual CIMA mengatakan keputusan itu adalah kesalahan dari sudut pandang etis.

Baca juga: Lauren Ridloff buktikan tuna rungu bisa berkarya lewat film "Eternals"

Menanggapi kritik tersebut, direktur festival Jose Luis Rebordinos mengatakan penghargaan dari festival merupakan cerminan dari pencapaian sinematik Depp dan tidak terkait dengan kehidupan pribadinya.

"Peran festival film bukan untuk menilai perilaku anggota industri film," kata Rebordinos sebagaimana dikutip dari Reuters pada Kamis.

Baca juga: Serial WeTV Original "Sianida" masuki episode keempat