Jakarta (ANTARA) - Aktor Lauren Ridloff membuktikan diri kepada dunia bahwa penyandang tuna rungu dengan keterbatasannya tetap bisa berkarya di industri film seperti dirinya yang akan muncul di layar lebar lewat "Eternals".
Lewat penampilannya dalam film besutan Marvel Studios, ia ingin membuktikan bahwa komunitas tuna rungu yang kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat ternyata bisa memiliki porsi yang cukup besar di layar lebar.
Baca juga: Lukman Sardi dan Ruth Marini juga bermain di film "Penyalin Cahaya"
Mengutip Colliders, Sabtu, Lauren Ridloff bercerita pengalamannya menunjukan diri di tempat syuting dan mencoba merepresentasikan bahwa bekerja dengan orang tuna rungu sama menyenangkannya dengan individu dengan kemampuan lengkap.
"Saya harus percaya bahwa saya harus menunjukkan betapa mudahnya saya bekerja sebagai orang tuli. Saya khawatir terlihat terlalu rapuh," katanya.
"Tetapi setelah bekerja dengan orang lain, saya menyadari setiap orang memiliki tantangan unik mereka sendiri, dan bahwa saya perlu memikirkan apa yang bisa saya berikan sebagai seorang aktor, dan tidak meminta maaf untuk itu." ujar Lauren lebih lanjut.
Baca juga: Bioskop sudah buka, film blockbuster akan tayang bulan September
Dalam "Eternals" Lauren Ridloff berperan sebagai Makkari, tokoh pahlawan super yang memiliki kecepatan di atas rata- rata dan juga memiliki kepintaran yang lebih dari rekan- rekannya.
Lauren menceritakan bersyukur sekali mendapatkan kesempatan bisa beradu peran dengan Angelina Jolie yang turut membantunya lebih mudah dalam proses syuting “Eternals”.
Sehingga ketika sang sutradara Chloe Zhao memberikan arahan, proses syuting terasa lebih mudah dan cepat.
Baca juga: Serial original WeTV "Little Mom" berhasil masuk trending di 10 negara
"Saya berbagi rasa frustasi saya dengan Angie…pada saat pesta liburan setelah syuting ia datang memberikan saran, mengapa kita tidak menggunakan pulpen laser yang efeknya bisa dihapus dengan mudah (diproses penyuntingan). Sejak saat itu pada saat saya menatap dinding, arahan syuting diberikan menggunakan laser pen itu. Ketika diarahkan dengan gambar bulat artinya ‘berputar, berputar, berputar’, lalu ketika cahaya itu hilang saya baru mulai berperan,” cerita Lauren menjelaskan proses syutingnya.
Ia berharap seluruh industri film dapat memberikan penyesuaian kepada para penyandang disabilitas termasuk komunitas tuna rungu, misalnya dengan cara yang paling sederhana yaitu memberikan subtitle di setiap film yang ditayangkan.
Baca juga: Film "Black Widow" mulai tayang di bioskop Indonesia 16 September
Itu sebenarnya bukan masalah baru yang seharusnya bisa diadaptasi sejak lama, tidak hanya dalam film tapi juga dalam materi promosi dan juga cuplikan serta pembuatan "Behind The Scenes" yang tentunya bisa menarik minat komunitas tuna rungu untuk lebih tertarik ke bioskop.
Dengan semakin banyak opsi- opsi yang memberikan kesetaraan bagi banyak pihak, tentu industri film pun akan menjadi lebih berkembang dan bisa memberikan pengalaman yang baik bagi banyak masyarakat di dunia.
Baca juga: Film biografi Whitney Houston akan rilis pada 23 Desember 2022
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB