Jakarta (ANTARA) - Salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mendukung para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor untuk bangkit dari dampak pandemi yang telah menghantam perekonomian global.
Direktur Pelaksana II LPEI Maqin Noorhadi mengatakan, salah satu upaya perseroan yakni dengan memberikan fasilitas pembiayaan modal kerja kepada UKM khususnya yang berorientasi ekspor dengan skema penugasan khusus ekspor (PKE).
Baca juga: Pemprov DKI berencana sulap taman dekat Terminal Grogol jadi kios UMKM
"Pemulihan yang sedang berjalan harus tertahan akibat merebaknya varian baru dari virus COVID-19. Aktivitas ekonomi yang sudah terakselerasi di awal tahun 2021 kini harus bersiap menghadapi kondisi yang sama seperti tahun 2020 ketika pembatasan mobilitas masyarakat diberlakukan dan berimbas kepada tekanan ekonomi," ujar Maqin dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Salah satu sektor yang mengalami pukulan terdalam baik di pasar domestik maupun global adalah sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Berdasarkan kajian yang disusun oleh Indonesia Eximbank Institute, sektor TPT berperan penting dalam perekonomian Indonesia melalui kontribusinya pada PDB, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.
Baca juga: Teten Masduki sebut iklim usaha kondusif jadi faktor penting UMKM naik kelas
Kontribusi TPT Indonesia terhadap total produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2020 sebesar 1,21 persen (dari 1,26 persen pada 2019), sedangkan kontribusi ekspor TPT terhadap total ekspor turun menjadi 6,12 persen pada 2020 (dari 7,15 persen pada 2019). Dari sisi total tenaga kerja (TK), sektor TPT berada pada kisaran 3 juta pekerja yang mencakup sekitar 2-3 persen dari total TK Indonesia.
Dalam kacamata ekspor, industri TPT tertekan dari tiga sisi baik dari sisi permintaan, suplai, maupun distribusi di antaranya akibat kelangkaan kontainer yang mendorong kenaikan harga. Sepanjang 2020, ekspor TPT hanya senilai 10,55 miliar dolar AS, turun 17,7 persen (yoy) dari 2019. Penurunan tersebut terjadi di berbagai produk yaitu segmen benang (minus 27,3 persen yoy), kain (minus 15,7 persen yoy) dan pakaian jadi (minus 15,1 persen yoy).
Baca juga: Solusi digital diharapkan bisa membantu UMKM bertahan dan naik kelas
Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66 persen dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan COVID-19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan.
Dari data penjualan ekspor, ekspor per tahun untuk setiap individu eksportir yaitu nilai penjualan ekspor per tahun dapat terlihat bahwa eksportir menunjukkan survival mode yang berbeda dari setiap eksportir. Eksportir kelas besar atau korporasi didukung jejaring yang kuat di pasar ekspor. Sementara itu sejumlah eksportir kelas menengah mengalami penurunan penjualan yang signifikan dan pada gilirannya menyebabkan mereka turun kelas.
Baca juga: Wabup apresiasi pelatihan UMKM dan "Pop Up Market Siak"
Eksportir TPT kelas kecil paling merasakan dampaknya sehingga beberapa eksportir harus keluar dari pasar ekspor. Sebaliknya terdapat sejumlah eksportir yang adaptif yang mampu merespon kebutuhan produk TPT di masa pandemi sehingga penjualan ekspornya ekspansif.
Salah satunya adalah CV Pria Tampan per Agustus 2021, UKM berorientasi ekspor batik asal Solo itu mampu melakukan pengiriman kain batik ke luar negeri senilai 467 ribu dolar AS, mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya dengan nilai ekspor yang mencapai 463 ribu dolar AS.
Selama tiga tahun terakhir, mayoritas negara tujuan dari UKM asal Solo ini adalah Kanada dan Amerika Serikat. Bulir-bulir putih yang timbul pada kain batik yang berasal dari proses pewarnaan kain merupakan ciri khas yang membuatnya diminati oleh pasar mancanegara.
Baca juga: Dukung Gernas BBI Pelangi Sulawesi, BNI ikut kurasi dan digitalisasi UMKM
Andri Setyawan CEO dari CV Pria Tampan mengatakan, sangat penting bagi pelaku usaha untuk tetap optimis dan memiliki pola pikir positif bahwa dapat melewati situasi pandemi ini dan harus lebih jeli dalam memanfaatkan segala peluang yang ada.
"Selain itu, kita juga harus memanfaatkan segala bantuan yang diberikan Pemerintah seperti saya juga telah memanfaatkan program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) UKM dari LPEI. Bantuan tersebut sangat membantu kita dalam menjalankan usaha khususnya ditengah situasi seperti ini," ujar Andri.
Berita Lainnya
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB