Menpora janji tak bedakan apresiasi atlet Olimpiade dan Paralimpiade

id Paralimpiade Tokyo,Menpora

Menpora janji tak bedakan apresiasi atlet Olimpiade dan Paralimpiade

Tangkapan layar - (ki-ka) Pelatih para-powerlifting Yanti, lifter Ni Nengah Widiasih, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, dan atlet para-balap sepeda Muhammad Fadli Imammuddin dalam sambutan kepulangan dari Paralimpiade Tokyo 2020 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (28/8/2021). (ANTARA/Shofi Ayudiana) (Shofi Ayudiana)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan OlahragaZainudin Amali berjanji bahwa pemerintah tak akan membedakan fasilitasi dan apresiasi antara atlet yang berlaga di Olimpiade dan Paralimpiade.

Hal itu disampaikan Zainudin saat menyambut kepulangan lifter Ni Nengah Widiasih dan Muhammad Fadli Imammuddin didampingi pelatih para-cycling Fadilah Umar dan pelatih para-powerlifting Yanti di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu malam.

“Pemerintah tidak membeda-bedakan atlet yang ikut Olimpiade dan Paralimpiade. Perhatian sama, fasilitasi sama karena mereka datang ke sana atas nama bangsa dan negara,” kata Zainudin dalam jumpa pers yang diikuti virtual di Jakarta.

Perhatian pemerintah kepada para atlet disabilitas maupun non-disabilitas disebut Zainudin sama. Pemerintah bahkan telah memberikan fasilitasi terhadap atlet untuk Paralimpiade sejak mereka mengikuti pelatnas di Solo dalam persiapan menuju ASEAN Para Games 2020 yang akhirnya batal.

Jika tidak ada perbedaan dengan peraih medali Olimpiade maka peraih medali emas Paralimpiade Tokyo bakal menerima bonus sebesar Rp5,5 miliar, perak Rp2,5 miliar, dan perunggu Rp1,5 miliar.

Bonus juga tak hanya diberikan kepada peraih medali, tetapi juga kepada para seluruh atlet yang bertanding di Tokyo. Masing-masing atlet kemungkinan bakal mendapat Rp100 juta.

Sementara itu, Ni Nengah Widiasih berterima kasih atas perhatian dan bantuan pemerintah yang selama ini telah diberikan kepada para atlet NPC Indonesia dalam persiapan menuju Paralimpiade.

“Terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia. Semoga teman-teman atlet lain yang masih akan bertanding di Tokyo dapat mengibarkan bendera Merah Putih sebanyak-banyaknya, dan semoga lagu Indonesia Raya bisa berkumandang di sana,” kata perempuan yang akrab disapa Widi itu.

Kontingen Indonesia hingga kini telah mengantungi tiga medali di Paralimpiade Tokyo, yakni satu perak dan dua perunggu.

Medali perak disumbangkan oleh Ni Nengah Widiasih dari cabang olahraga para-powerlifting kelas 41kg putri, serta dua perunggu dari Saptoyogo Purnomo pada cabang para-atletik nomor 100m putra T37 dan David Jacobs dari cabang olahraga para-tenis meja kelas 10 perorangan putra.

Skuad Merah Putih berpeluang menambah perolehan medali terutama lewat cabang para-badminton yang menjadi tumpuan utama dan ditargetkan dapat menyumbang satu medali emas dan satu perak.