Pekanbaru, (antarariau) - Pakar lingkungan dan kesehatan dari Universitas Riau, Tengku Ariful Amri, menilai kabut asap dampak kebakaran hutan di wilayah Sumatra yang menyelimuti Riau mengancam kesehatan para atlet yang berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional.
"Kabut asap sangat memberikan dampak negatif bagi para atlet PON," kata pakar lingkungan dan kesehatan dari Universitas Riau, Tengku Ariful Amri di Pekanbaru, Rabu.
Ariful menjelaskan, dalam penyelenggaraan PON ke XVIII, tentu tidak jauh berbeda dengan PON sebelum-sebelumnya, dimana setiap cabang olahraga ada yang diperlombakan di arena terbuka dan arena tertutup.
Jadi, demikian Ariful, dampak kabut asap itu yang paling berbahaya adalah bagi atlet yang akan bertanding di lapangan terbuka.
Walau bagaimana pun, lanjutnya, ketika atlet sedang beraktivitas, mulai dari tekanan darah hingga tarikan nafas akan meningkat begitu luar biasa.
"Begitu juga bagi para atlet yang akan bertanding di arena tertutup atau dalam gedung. Namun untuk atlet yang berlaga di arena tertutup kan sudah ada pembatasan udara yang masuk, termasuk kabut asap dalam ruangan," katanya.
Sementara bagi atlet yang bertanding di arena terbuka, kata dia, hal itu tentu tidak ada pembatasan udara yang masuk sehingga dampaknya akan sangat luar biasa bagi fisik dan kesehatan para atlet itu.
Nah, lanjutnya, untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang bisa didatangkan oleh kabut asap, panitia harus mengantisipasinya sejak dini.
Karena perlengkapan pelindung seperti masker, demikian Ariful, jika digunakan maka akan sangat menganggu kenyamanan para atlet yang akan bertanding.
Sistem penanganan fisik secara langsung, kata dia, akan mengurangi kosentrasi para atlet saat berlaga di Pekan Olahraga Nasional.
Oleh sebab itu, katanya, satu-satunya cara untuk menanggulangi persoalan itu, yang baling tepat adalah pemadaman titik panas atau titik kebakaran hutan sejak jauh hari.
"Jadi memang harus titik kebakaran itu yang harus dipadamkan secara dini, agar sebaran asap tidak kemana-mana bahkan hingga mengganggu kenyamanan atlet saat bertanding," katanya.
Kabut asap dampak kebakaran hutan atau lahan terpantau telah menyelimuti sejumlah wilayah Riau termasuk Pekanbaru sejak beberapa hari terakhir.
Kabut asap juga membuat jarak pandang manusia dan penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II menjadi terbatas, beruntung belum menganggu aktivitas penerbangan di sana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berupaya mengantisipasi kabut asap itu dengan melakukan upaya hujan buatan hingga pengeboman air di titik-titik kebakaran lahan dengan melibatkan sejumlah helikopter.
Namun upaya itu belum membuahlan hasil positif dan asap masih terus mengancam kesehatan atlet yang akan berlaga di event olahraga nasional.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau sebelumnya juga telah mengajukan permintaan sebanyak 50 ribu masker yang rencananya akan dibagikan saat PON diselenggarakan, jika kabut asap masih menyelimuti Riau.
Berita Lainnya
Pakar: Masker Asap Yang Dibagikan Tidak Sesuai
08 September 2015 17:31 WIB
Pakar: Kabut Asap Berdampak Buruk Bagi Pertanian
31 July 2015 14:30 WIB
Pakar : Asap Riau Terparah Sepanjang Sejarah
25 June 2013 12:06 WIB
Pakar: Kabut Asap Berpotensi Ganggu Kemitraan Internasional
21 June 2013 11:07 WIB
Liga Spanyol ancam karantina pemain yang langgar protokol kesehatan
12 June 2020 6:23 WIB
Walikota ancam tutup tempat usaha tidak terapkan protokol kesehatan
31 May 2020 5:55 WIB
Pencemaran Pabrik CPO Ancam Kesehatan Warga Siak
15 March 2017 12:10 WIB
Kabut Asap Ancam Kesehatan Masyarakat Riau
21 February 2014 8:46 WIB