RAPP Latih 300 Kader Posyandu di Riau untuk turunkan stunting

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, RAPP

RAPP Latih 300 Kader Posyandu di Riau untuk turunkan stunting

Pelatihan Pengelolaan Kegiatan Posyandu pada Masa Pandemi COVID-19 di daerah operasional perusahaan 5 kabupaten. Kegiatan yang diikuti 300 kader di 276 posyandu ini diadakan 15 hingga 29 Juni 2021 secara daring sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. (Frislidia/Antara)

Pelalawan (ANTARA) - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) melatih sebanyak 300 kader Posyandu berasal dari 276 Posyandu tentang strategi menurunkan angka stunting di masa pandemi COVID-19.

"Kegiatan ini merupakan komitmen RAPP sebagai bagian dari grup APRIL yang berada di bawah naungan Raja Garuda Emas (RGE) Indonesia dalam mendukung upaya pemerintah untuk menurunkan kasus stunting dan mendukung kegiatan posyandu di desa-desa sekitar wilayah operasional," kata Community Development (CD) Strategic Planning Manager RAPP, Bertone Anwar di Pekanbaru, Selasa.

Dia mengatakan program ini merupakan salah satu visi dari APRIL 2030 dimana perusahaan berfokus pada upaya menurunkan prevalensi tengkes (stunting-red) pada anak balita di Provinsi Riau.

Setelah menjalani pelatihan daring sejak 15-29 Juni 2021 maka 300 petugas kesehatan itu diharapkan mampu mengelola kegiatan posyandu yang lebih efektif terutama memantau perkembangan gizi anak dan balita sejak dalam kandungan.

"Semua pihak harus mendorong percepatan stunting dan perhatian pada gizi bayi dan balita serta ibu hamil," katanya.

Sedang 300 kader yang mengikuti pelatihan itu berasal dari Kabupaten Pelalawan, Siak, Kuantan Singingi, Kampar dan Kepulauan Meranti.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti Dr Misri Hasanto mengatakan kader Posyandu merupakan garda terdepan di lapangan dalam menjalankan kegiatan posyandu di pedesaan.

Untuk itu, kegiatan yang digagas oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) ini bisa menambah wawasan para kader terutama dalam menghadapi tantangan di masa pandemi COVID-19.

“Mereka ini adalah ujung tombak yang bekerja secara sukarela, jadi kegiatan ini sangat berarti bagi ibu-ibu kader kita dalam mengelola posyandu dengan baik dan berdampak positif terhadap kesehatan ibu dan anak sehingga stunting bisa dicegah,” kata Misri.

Salah satu peserta kader posyandu Desa Mekar Sari, Susanti mengatakan pelatihan ini memberikan semangat baru dan kemudahan bagi kader dalam menjalankan posyandu di tengah pandemi COVID-19.

“Materinya tentang pengelolaan Posyandu, meliputi kegiatan pengembangan, pencatatan dan pelaporannya. Kami juga diberikan pendampingan bagaimana proses pemantauan kesehatan bayi dan balita agar bisa terhindar dari stunting,” kata Susanti.

Gubernur Riau, Syamsuar sebelumnya mengatakan Pemerintah Provinsi Riau menargetkan penurunan kasus stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Ia juga menyebut prevalensi stunting di Riau menunjukkan penurunan dari 27,4 persen tahun 2018 menjadi 23,7 persen di tahun 2020. Namun, angka tersebut masih tergolong tinggi dan perlu dukungan seluruh pihak untuk mengatasinya.

“Komitmen dan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha serta seluruh komponen masyarakat diperlukan. Alhamdulillah, kami sudah menjalin kerjasama dengan RAPP yang telah menyampaikan komitmennya dalam rangka ikut bersama-sama menangani stunting di Provinsi Riau,” katanya.