Aksi senyap orangtua di Siak menjadi sahabat anak belajar

id siak, belajar daring siak, berita siak,tanoto foundation

Aksi senyap orangtua di Siak menjadi sahabat anak belajar

Salah satu orangtua siswa di Siak yang mengajarkan anak sekitar rumahnya. (ANTARA/HO-Tanoto Foundation)

Siak (ANTARA) - Sejak sekolah ditutup akibat pandemi, praktis kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring. Namun, tidak semua siswa yang belajar dari rumah berjalan baik.

Anak-anak yang belajar di rumah terkadang tanpa didampingi orangtua. Maklum, sebagian besar bekerja di luar rumah. Itu sebabnya, sebagian besar anak-anak kerap bermain pada waktu semestinya belajar.

Melihat keadaan para siswa yang lebih banyak bermain, rupanya menimbulkan keprihatinan dari salah satu orangtua di Kabupaten Siak, salah satunya Ibu Tasmi (46). Ia tidak bisa tinggal diam melihat beberapa anak bermain pada waktu yang semestinya belajar.

Dengan inisiatif sendiri dan tanpa pembekalan materi pembelajaran secara khusus, cukup dengan modal telepon pintar pribadinya. Ia mendampingi buah hatinya dan anak-anak tetangga lainnya belajar pada saat waktu lowong.

"Saat ada waktu senggang dan saat tengah istirahat dari kantor atau ketika setelah sholat duhur dan libur kantor saya pasti bersama anak anak,” ujarnya.

Tak hanya mendampingi anaknya sendiri, Ibu Tasmi juga memfasilitasi anak anak di sekitar tempat tinggalnya untuk bisa mendapat pendampingan belajar melalui android. Melalui android itu, tugas yang ia lakukan adalah menyederhanakan pesan yang disampaikan guru terhadap siswa mengenai pelajaran pada saat itu.

"Dengan Bahasa yang sederhana itu, anak anak lebih mudah memahami pelajaran serta mengerjakan tugas dari gurunya,” tambahnya.

Tidak jarang orangtua dari Febryanty Dewi Sangela, SD 01 Benteng Hulu Kecamatan Mempura, Siak, itu mendatangi para orang tua lainnya di sekitar tempat tinggalnya. Selain memperlihatkan materi belajar anak dan tugas dari guru, Tasmi juga menginspirasi para orangtua tersebut untuk meluangkan pendampingan yang tepat bagi anak-anaknya.

Ia menyakini pendampingan yang rutin meskipun hanya sebentar akan membuat anak semakin terarah dalam memanfaatkan kesempatan belajar.

"Saya mengajak orangtua di sekitar rumah karena saya melihat anak-anak itu butuh perhatian dan pendampingan agar bisa fokus belajar dan tidak terpengaruh dengan hal-hal yang tidak diinginkan," harapnya.

Selama proses pendampingan itu, tak sekalipun ibu itu mengerjakan soal siswa itu. Ia sadar apabila terlibat mengerjakan sama halnya tidak memberdayakan siswa.

Maka yang dapat dilakukan adalah mendampingi dan mengawasi sehingga siswa bisa leluasa berdiskusi dengan sesamanya.

"Saya memberi dukungan berupa memberikan penjelasan maksud dan tujuan dari pertanyaan dari ibu guru di sekolah dan selanjutnya saya memberi penjelasan dari materi yg ada dalam buku tersebut. Saya tidak membantu mengerjakan. Kalau dibantu mengerjakan nanti anak tidak bisa berkembang dan tidak bisa mandiri," ujarnya.

Ibu Tasmi tidak pernah merasa terganggu dengan aktifitas para murid berkumpul di terasnya setia hari. Ia justru senang karena putranya yang juga masih kelas awal itu mendapat teman belajar.

Dorongan ibu Tasmi meluangkan waktu buat anak-anak itu semakin bersemangat terlebih ketika selesai mengikuti sosialisasi parenting dari Tanoto Foundation, awal Mei lalu.

“Sebelum mengikuti sosialisasi, pola pendampingan yang saya lakukan masih bersifat pengawasan saja, tujuannya agar anak-anak tidak berkeliaran saat waktunya untuk belajar” Katanya.

Namun setelah mengikuti sosialisasi orangtua sahabat anak belajar, pemahaman akan pentingnya mendampingi anak belajar ternyata sangat besar pengaruhnya. Karena itu, setiap ada kesempatan, ia selalu meluangkan dan mengajak orangtua lainnya untuk saling mendampingi anak dalam belajar.

“Setelah kami mendapat materi tentang parenting, materinya sangat bagus untuk melaksanakan kegiatan belajar di masa pandemi ini, dikarenakan mendidik anak harus dilakukan oleh kedua orangtua secara bersama-sama, dan harus kesepakatan orangtua dan anak agar kegiatan belajar di rumah tetap teratur,” tambahnya.

Menggunakan Google Form

Selain ibu Tasmi, terdapat juga salah satu orangtua siswa bernama Syarbaniar yang akrab dipanggil ibu Nia (49), selama ini melakukan penyebarluasan praktek baik kepada sesamanya orang tua siswa.

Terinspirasi dari materi parenting ketika sosialisasi orangtua sahabat anak belajar oleh Tanoto Foundation, mendorongnya ingin berbagi makna materi itu kepada sesama orang tua siswa.

Sebelum menjangkau beberapa orangtua siswa lainnya, ia terlebih dahulu memperkenalkan kepada orang tua siswa sebuah video parenting yang kemudian diunggah melalui Youtube. Ia berharap agar orangtua siswa MI As Shiddiqqiyah, Siak, memberi umpan balik pada kolom yang disediakan.

Ragam tanggapan para orangtua tersebut dimasukkan dalam tautan google form yang diinisiasi oleh Ibu Nia.

Alhasil, terdapat 118 orangtua siswa memberikan respon yang secara keseluruhan menganggap pentingnya orangtua menjadi sahabat anak dalam belajar selama pandemi.

Ibu Nia tentu sadar bahwa tidak semua orang tua siswa bisa mengakses informasi tersebut. Karena itu, ia berinisiatif mengunjungi beberapa orangtua untuk berbagi inspirasi.

"Paling tidak, dengan kehadiran saya berkunjung bisa saling menguatkan agar orangtua tetap bisa meluangkan waktu mendampingi anaknya ketika belajar selama pandemi,” ujarnya.

Selama interaksi berlangsung, pihak orangtua siswa yang dikunjungi memberikan beragam informasi baik berupa masukan maupun harapan agar proses belajar dari rumah bisa berangsur selesai.

Namun, pendampingan orangtua kepada sesamanya bukan tanpa kendala. Menurut guru madrasah MI ini, kendala utama untuk curah pendapat dengan para orangtua siswa yang telah dikunjungi adalah soal jarak dan jaringan telekomunikasi.

“Komunikasi melalui hape dengan berkunjung akan mendapatkan respon yang berbeda dari kalangan orangtua siswa. Dengan berkunjung akan terbangun komunikasi yang lebih akrab sehingga orangtua siswa mudah memahami pesan yang disampaikan,” ujarnya.

Selain jarak dan jaringan, Ibu Nia mesti sabar mendengar dan mendapat apresiasi yang beragam dari kalangan orangtua siswa.

Menurutnya, dengan sikap sabar, interaksi dan komunikasi dengan orangtua yang dikunjungi akan cair.Dengan demikian, peran mereka mendampingi semua sahabat anak belajar akan berkelanjutan.