Pekanbaru (antarariau) - Pejabat sementara (Plt) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau Emrizal Pakis membantah adanya pembongkaran kursi penonton Stadion Utama Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XVIII/2012 yang berlokasi di Kompleks Universitas Riau (UR), Pekanbaru.
"Saya sudah menerima laporan dari lapangan, kabarnya ada pembongkaran kursi stadion. Tidak seperti itu, bukan pembongkaran yang dilakukan oleh subkontraktor," kata Emrizal lewat perbincangan telepon kepada ANTARA di Pekanbaru, Minggu.
Emrizal mengatakan, sebenarnya bukanlah pembongkaran yang dilakukan kemarin (Sabtu 23/6), melainkan adanya pergantian beberapa kursi yang dianggap rusak atau tidak layak fungsi.
"Hal ini juga sesuai dengan janji manajemen konstruksinya. Bahwa akan dilakukan penggantian terhadap kursi-kursi yang mengalami kerusakan," katanya.
Namun, demikian Emrizal, perbaikan dan pergantian kursi tersebut belakangan diketahui pula oleh pihak subkontraktor.
Dengan demikian, katanya, ada kesan pembongkaran paksa. "Padahal atau sebenarnya tidak seperti itu. Hanya ada perbaikan dan penggantian beberapa kursi saja. Ini adalah informasi yang kami dapatkan dari laoangan," katanya.
Emrizal mengaku sangat menyayangkan komentar yang disampaikan oleh pihak subkontraktor mengingat hal tersebut juga telah mengakibatkan timbulkan berbagai persepsi.
"Kami mengharapkan, pihak subkontraktor dapat lebih bersabar dalam menuntut hak-haknya dan jangan sampai gegabah dengan melakukan pembongkaran secara paksa," katanya.
Apalagi, demikian Emrizal, dalam waktu dekat ini di Pekanbaru akan ada pagelaran internasional yakni Piala ASEAN Footaball Confederation (AFC).
Diharapkan, katanya, seluruh pihak termasuk subkontraktor dapat mendukung rencana pelaksanaan kualifikasi Piala AFC yang juga akan menggunakan Stadion Utama PON di Kompleks UR Pekanbaru.
Terkandala Administrasi
Terkait tagihan yang subkontrator yang sejauh ini belum terlunaskan, Emrizal mengakui hal tersebut masih dalam proses dan terkendala administrasi.
"Siapa bilang Dispora atau pemerintah berdiam diri, sejauh ini kami juga masih terus mengusahakannya. Namun semuanya itu butuh proses," katanya.
Salah satunya, kata dia, pihaknya juga harus melibatkan sejumlah instansi terkait termasuk ahli bidang konstruksi guna melakukan pengecekan atas fisik proyek tersebut.
"Apakah semuanya sudah sesuai dengan progres atau tidak, tentunya kan; butuh penelitian atau pengamatan dari para ahli berkompeten. Setelah itu, baru akan dilaksanakan pencairan tagihan seperti yang diminta," katanya.
Sebelumnya, Juru Bicara Forum Subkontraktor Stadion Utama PON Riau, Ari Setiawan mengatakan pihaknya telah membongkar sebagian kursi dan pencabutan sistem digital lampu sorot hingga kemungkinan pertandingan kualifikasi Piala AFC mendatang tanpa penerangan.
Ari Setiawan atau dikenal dengan sebutan Wawan mengatakan, selain kursi dan lampu sorot, pihaknya juga telah mematikan sistem penghitung pada papan skor, termasuk juga sistem pengeras suara stadion.
"Bukan maksud hati menyakiti hati masyarakat Riau yang telah menanti-nanti penyelenggaraan AFC pada 5-15 Juli 2012. Hal ini terpaksa kami lakukan karena tagihan kami atas proyek tersebut tak juga dibayarkan oleh pihak konsorsium (KSO)," katanya.
Berita Lainnya
Umum: Dispora Riau Bantah Pemindahan ISG Ke Jakarta
14 February 2013 16:17 WIB
Pembukaan PON, Kursi Stadion Banyak Kosong
11 September 2012 21:00 WIB
Wah...Piala AFC Malah Ungkap Kekurangan Kursi Stadion PON
06 July 2012 16:26 WIB
Kursi Stadion PON Kembali dipasang terkait kunjungan PSSI
25 June 2012 11:50 WIB
Kursi Stadion Utama PON Dibongkar
23 June 2012 19:19 WIB
Rp19,4 Juta Satu Kursi Stadion PON
09 April 2012 4:14 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB