Siak (ANTARA) - Herman Siswanto (49), petani hortikultura asal kampung Perawang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, ini mampu menghasilkancuan atau untung dengan pendapatan bersih per bulan mencapai Rp20an juta.
Herman menanam dua jenis tanaman, yaitu Sayur Bayam dan Kangkung dengan sistempenanaman yang berbeda dari kebiasaan.Iamenanam bayam dan panen hari ke-20, lalu ditanamnya lagi kangkung di bekas tanam bayam sebelumnya.
“Begitu juga setelah panen kangkung saya tanam bayam, agar hasilnya maksimal, dan pembagian lokasi tanam pun saya buat per petak dengan masa rotasi 20 hari,” kata dia, Rabu.
Awalnya,Herman adalah petani/pekebun sawit dengan memiliki lahan seluas 2 ha, namun perlahan-lahan sebagian areal sawit diubah. Dia tanam tanaman pertanian hortikultura Bayam dan Kangkung seluas seperempat ha, sisanya sawit dan buah melon.
Dari seperempat ha lahan pertanian sayur tersebut, ia bisa menghasilkan 600 ikat sayur bayam dan kangkung setiap harinya. Penghasilannya bisa mencapai Rp 40 juta sampai Rp43 juta setiap bulannya padahal modal awalnya hanya Rp20 juta.
"Jadi bersih setiap bulan saya dapat keuntungan Rp20 juta sampai Rp 23 juta. Kini berkat perkembangan usaha saya, saya dapat membeli lahan di sekitar areal saya,” tambahnya.
Herman merupakan salah seorang petani Hortikultura binaan dalam Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Atas kerjanya itu dia pernah mengikuti kegiatan Pameran perubahan iklim di Medan beberapa waktu yang lalu dan meraih predikat Juara I.
Terakhir iapun didapuk menjadi pembicara pada kegiatan e-learning mitra usaha produktif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (2/3) kemarin. Kegiatan itu diselenggarakan bersama Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dengan tema “Bimbingan Teknis dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Dalam Kawasan Hutan”.
"Alhamdulillah, kita diundang sebagai pembicara pada kegiatan e-learning dengan materi pelatihan Pengembangan Hortikultura di kawasan hutan secara virtual,” sebutnya.
Dia memaparkanpendampingan dan bimbingan terkait budidaya hortikultura, pemasaran serta bantuan pembuatan jalan angkutan hasil produksi. Menurutnyapengembangan hortikultura harus dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk menjaga lingkungan hutan termasuk penerapan Pembukaan Lahan Tanpa bakar (PLTB).
“Pembukaan lahan tanpa bakar itu merupakan suatu keharusan agar kita dapat menekan angka Karhutla tidak hanya di Tualang, namun di Kabupaten Siak dan Riau secara luas,” imbuh dia.
Baca juga: Kaki buntung diterkam buaya, Aris tetap mandiri dengan menjahit