Pekanbaru (ANTARA) - Perusahaan teknologi finansial peer-to-peer lendingPT Amartha Mikro Fintek telah menyalurkan pinjaman modal usaha senilai Rp21 miliar kepada 5.252 mitra yang merupakan perempuan pelaku usaha mikro di Provinsi Riau.
Manager Amartha Area Pekanbaru, Arpan Oloan Siregar di Pekanbaru, Selasa (16/2) mengatakan perusahaan yang memiliki model bisnis peer to peer landing (P2P) ini sudah berdiri di Pekanbaru sejak 2019, resmi beroperasional pada Mei 2020. Amartha berfokus pada pemberdayaan perempuan di perdesaan.
"Kehadiran kita di Riau fokus untuk membantu ibu-ibu, pelaku usaha mikro. Kenapa segmennya kaum perempuan, karena porsi ibu-ibu sangat potensial dalam mendorong bangkitnya perekonomian khususnya saat pandemi COVID-19 ini," ucap Arpan disela-sela kegiatan village tour Riau.
Dijelaskannya, melalui platform P2P landing ini menghubungkan antara pelaku usaha perempuan yang memerlukan modal usaha dengan pendana melalui marketplace amartha.com.
"Kita ini bergerak pada layanan finansial teknologi. Kita sebagai perusahaan yang menghubungkan pemodal yakni investor dengan ibu-ibu pengusaha mikro di desa. Kita diberikan amanah oleh pemodal, untuk menyalurkan modal tersebut," ujar Arpan.
"Ada investor dari perbankan seperti Bank Jatim, Mandiri, BRI dan lainnya, ada juga investor pribadi. Total sudah Rp21 miliar modal yang kita salurkan di Riau. Saat ini kita juga sedang menjajaki kerjasama dengan Bank Riau Kepri (BRK)," sambungnya.
Pada 2021, lanjut dia, Amartha menargetkan untuk menyalurkan pinjaman modal senilai Rp115 miliar kepada 20 ribu pelaku usaha mikro perempuan di Riau. Tak hanya memberikan pendanaan, Amartha juga melakukan pendampingan dan edukasi pengembangan usaha bagi mitranya.
"Rata-rata untuk mitra kita bergerak di semua sektor usaha skala kecil, beragam jenis. Termasuk yang membuka usaha baru. Kita akan verifikasi calon peminjam," kata dia.
Sementara itu, salah satu Pelaku usaha mikro, Teti Herawati mengatakan sudah bermitra dengan Amartha sejak dua bulan lalu. Berbagai kemudahaan diperolehnya, mulai dari proses penyaluran pinjaman yang mudah, tidak ada jaminan, tidak ada potongan pinjaman, serta pembayaran cicilan yang terjangkau untuk pengusaha kecil.
"Saya merupakan pelaku usaha tanaman, kami satu kelompok itu ada 10 orang. Masing-masing anggota dapat pinjaman Rp4 juta. Cicilannya Rp105 ribu perminggu selama 50 minggu. Anggota lainnya ada yang usaha sembako, jualan buah dan lainnya," ucap perempuan yang sudah beromzet Rp3,5 juta perbulan dari bisnis bunga itu.
Teti mengatakan binis tanaman yang bernama Afiqa Flowers ini sudah dipasarkan hingga keluar daerah, hingga ke Kalimantan. Harga tanaman bervariasi, dari puluhan ribu sampai Rp1,5 juta. Memanfaatkan perkarangan rumah yang beralamat di RT 03 RW 09, Kelurahan Perhentian Marpoyan Kecamatan Marpoyan Damai. Dia juga membuka stand di Jalan Arifin Achmad Pekanbaru.
Mitra Amartha lainnya, Husnadiati juga mengatakan hal serupa. Dia mendapatkan modal usaha senilai Rp4 juta sehingga dapat memperbesar usahanya menjual kacang dan jagung rebus.
"Dari jualan kacang rebus saja saya bisa dapat untung bersih Rp750 ribu perhari. Itu dari 150 kilogram kacang. Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali dapat pinjaman modal ini," katanya.
Baca juga: Adaptasi jadi kunci kebangkitan UMKM saat pandemi
Baca juga: Satgas waspada investasi minta warga Riau waspadai Fintek