Paris (ANTARA) - Prancis, Jerman, dan Inggris pada Jumat menyalahkan keputusan Iran untuk memproduksi logam uranium, yang mereka sebut melanggar komitmen yang dibuat oleh Teheran kepada komunitas internasional.
Pengawas nuklir PBB mengatakan minggu ini bahwa Iran telah menindaklanjuti rencananya untuk membuat logam uranium, yang menurut Teheran akan digunakan untuk membuat bahan bakar untuk reaktor penelitian tetapi juga dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Baca juga: Iran bebaskan 2 WNI yang jadi awak kapal tanker Hankook Chemi
Langkah tersebut merupakan pelanggaran terbaru Iran atas kesepakatan nuklir 2015 dengan negara-negara besar dunia. Teheran memulai pelanggaran bertahap terhadap pakta tersebut, yang juga dikenal dengan akronim JCPoA, setelah Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
"Kami sangat mendesak Iran untuk menghentikan kegiatan ini tanpa penundaan dan tidak mengambil langkah baru yang tidak patuh pada program nuklirnya. Dalam meningkatkan ketidakpatuhannya, Iran merusak kesempatan untuk diplomasi baru untuk sepenuhnya mewujudkan tujuan JCPOA “ kata tiga negara Eropa itu, yang juga disebut sebagai E3.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menolak pernyataan E3, mengatakan posisi Iran dalam melanggar pakta itu sejalan dengan paragraf 36 dari kesepakatan yang mengatur tindakan yang dapat diambil satu pihak jika pihak ini yakin bahwa pihak lain tidak memenuhi kewajiban.
"Apakah mitra E3 kami pernah membaca paragraf 36 dari JCPOA & banyak surat Iran atas dasar itu ?," kata Zarif di Twitter.
"Dengan logika apa tanggung jawab IRAN untuk menghentikan langkah-langkah perbaikan yang dilakukan setahun penuh setelah AS menarik diri dari dan terus melanggar JCPOA? Apa yang telah E3 lakukan untuk memenuhi tugas mereka?," katanya.
Baca juga: Perusahaan Indonesia-Iran bermitra untuk pengadaan alat hemodialisa atau cuci darah
Baca juga: Iran bersimpati dengan Indonesia atas kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182
Sumber: Reuters
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Berita Lainnya
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke-112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB