Dispar Riau fasilitasi pelaku pariwisata miliki sertifikasi CHSE, begini penjelasannya

id pariwisata riau,sertifikasi CHSE,kepala dinas pariwisata riau,covid riau,berita riau antara,berita riau terbaru

Dispar Riau fasilitasi pelaku pariwisata miliki sertifikasi CHSE, begini penjelasannya

Kepala Dinas Pariwisata Riau Roni Rakhmat (tengah) saat meninjau pelaksanaan protokol kesehatan di Istana Siak. (ANTARA/HO-Diskominfotik Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Pariwisata Provinsi Riau pada tahun ini fokus memfasilitasi pelaku pariwisata di daerah itu untuk mendapatkan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environment sustainability) guna mendukung sektor kepariwisataan bangkit pada masa pandemi COVID-19.

"CHSE merupakan hal yang sangat penting bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memulihkan kepercayaan wisatawan dan menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata. Selain itu, untuk memberikan jaminan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi standar dan protokol kesehatan," kata Kepala Dinas Pariwisata Riau (Dispar) Riau, Roni Rakhmat dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Jumat.

CHSE merupakan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berlabel Indonesia Care yang tujuannya memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan.

Intinya sertifikasi CHSE adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, usaha/fasilitas lain yang terkait, lingkungan masyarakat, serta destinasi pariwisata. Sertifikasi ini memberi jaminan kepada masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan adalah sesuai standar protokol CHSE.

Protokol CHSE sendiri meliputi kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Tempat-tempat yang mewajibkan pengunjung memakai masker, antara lain kawasan pariwisata, meliputi usaha jasa transportasi wisata, usaha hotel, homestay atau pondok wisata, rumah makan, MICE, dan usaha terkait lainnya.

Upaya Dispar Riau agar pelaku pariwisata setempat bisa mendapatkan sertifikasi CHSE adalah dengan melakukan pelatihan. Sebelumnya Dispar Riau telah melakukan pelatihan teknis tenaga profesional pada usaha jasa makan dan minum. Kemudian kegiatan pembinaan penyedia jasa makanan dan minuman (hotel, restoran, rumah makan dan kafe). Lalu, pembinaan dan workshop kreatifitas atau usaha ekonomi masyarakat di sekitar objek wisata se-provinsi Riau.

Pembinaan kepada para pelaku sektor pariwisata yang ada di 12 kabupaten/kota di Riau itu melibatkan 1.896 peserta dan telah dilaksanakan pada tahun 2018 hingga tahun 2020.

"Tahun 2020 lalu 191 pelaku pariwisata di Riau sudah melakukan sertifikasi ini dan tahun ini Kemenparekraf menargetkan untuk 6.500 orang. Semoga tahun ini di Riau bisa lebih banyak lagi," ujar Roni Rakhmat.

Berdasarkan data Dispar Dispar Riau, jumlah kunjungan wisatawan Nusantara pada 2020 mengalami penurunan tajam akibat dampak pandemi COVID-19 yaitu dari target 7.510.965 orang, hanya mencapai 2.384.032 orang.

Rinciannya antara lain kunjungan wisatawan Nusantara ddi Kabupaten Kampar mencapai 273.869 orang, Siak (12.170), Pelalawan (4.017), Kuansing (21.625), Rohul (1.852.026), Rohil (51.846), Inhu (29.181), Inhil (4.684), Bengkalis (42.983), Meranti (1.920), Kota Pekanbaru (35.262) dan Kota Dumai (54.449) orang.

Baca juga: Napas baru dunia pariwisata Indonesia

Baca juga: Dampak pandemi, jumlah wisman ke Riau turun 75,44 persen selama 2020

Baca juga: Pantau perkembangan pariwisata daerah, Sandiaga Uno akan berkantor di Bali