Pekanbaru (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kondisi perekonomian nasional umumnya dan Riau khususnya akan terus positif seiringmembaiknya penanganan pandemi COVID-19 terutama pemberian vaksin kepada masyarakat.
"Kalau pandemi teratasi, semua sektor industri jasa keuangan bisa bangkit, dan masyarakat bisa terbantu. Saat ini kita mengikuti dinamika pasar tentu dengan prinsip kehati-hatian," kata Kepala OJK RiauYusridi Pekanbaru, Senin.
Ia mengatakan masyarakat akan memerlukan permodalan yang cukup untuk aktivitas ekonomi.
"Sebagai pelaku usaha, biasanya akan mencari permodalan dari perbankan atau perusahaan pembiayaan dan lainnya. Kalau pandemi bisa diatasi, maka ekonomi akan bangkit dan industri jasa keuangan juga akan bangkit," sebutnya.
Yusri menuturkan secara nasional pertumbuhan ekonomi mulai terkoreksi di triwulan II yaitu mengalami kontraksi 5,32 persen, dan Riau terkontraksi 3,22 persen.
Kemudian pada triwulan III ekonomi Riau mengalami kontraksi 1,67 persen. Dikatakannya, saat ini titik terbawah pertumbuhan ekonomi sudah terlewati, dan sedang mengarah ke pertumbuhan yang positif.
"Ini adalah buah dari kebijakan-kebijakan yang sudah diambil oleh berbagai pihak terutama pemerintah, OJK, dan Bank Indonesia," katanya.
Di tahun 2020, OJK masih bersyukur karena pergerakan perbankan Riau dalam mendukung perekonomian masih bisa berjalan, dimana meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan perbankan di Riau masih bergerak positif.
Untuk aset misalnya, hingga November 2020 mengalami pertumbuhan 9,52 persen dengan nilai Rp157,3 triliun. Kredit juga mengalami pertumbuhan meskipun melambat jika dibandingkan dengan tahun 2019, dimana kredit tumbuh 3,74 persen dengan nilai Rp71,46 trilun.
"Pertumbuhan kredit di Riau jika dibandingkan dengan nasional itu jauh lebih baik. Nasional 1,39 persen (yoy), dan Riau 3,75 persen," katanya.
Selain itu dana pihak ketiga (DPK) perbankan Riau mengalami pertumbuhan 11,13 persen. Menurut Yusri meskipun saat ini suku bunga berkisar di 3,5 - 4 persen, namun masyarakat masih menjadikan perbankan sebagai alternatif untuk berinvestasi.
"Total DPK sampai dengan November 2020 adalah Rp92,5 triliun," ujarnya.
Lebih lanjut,Yusri mengatakan di sisi risiko kredit juga masih sangat terkendali. Rasio NPL Riau adalah 2,87 persen dan hal tersebut jauh lebih baik dari pada rasio NPL nasional yaitu 3,18 persen di posisi November 2020. Sementara itu, pertumbuhan aset bank syariah di Riau, terjadi pertumbuhan yang luar biasa mencapai 24,92 persen.
"Pertumbuhan pembiayaan bank syariah di Riau cukup tinggi, 11,76 persen dan mencapai Rp7,5 triliun sampai dengan November," tukasnya.
Baca juga: OJK Riau imbau masyarakat waspadai investasi bodong di masa pandemi, termasuk Vtube
Baca juga: OJK Riau mulai buka layanan tatap muka SLIK, begini penjelasannya
Berita Lainnya
OJK optimis jumlah penghimpunan dana pasar modal bakal capai level sebelum pandemi
10 August 2021 12:04 WIB
Berkontribusi di Riau selama 58 tahun, OJK apresiasi BRK Syariah
03 April 2024 13:35 WIB
OJK bagikan kiat untuk hindari jeratan modus pinjol dan investasi ilegal
02 April 2024 15:37 WIB
Saat bukber, OJK Riau santuni anak yatim melalui Tabungan SimPel BRK Syariah
31 March 2024 11:46 WIB
OJK dorong persaingan suku bunga perbankan yang sehat melalui mekanisme pasar
15 March 2024 15:45 WIB
Gerak Syariah OJK Kalbar tingkatkan literasi keuangan sasar kalangan santri
14 March 2024 15:52 WIB
OJK terus perkuat manajemen risiko dan integritas secara berkelanjutan
07 March 2024 17:01 WIB
OJK sebut sektor jasa keuangan tumbuh positif
20 February 2024 14:00 WIB