Pekanbaru - Kepolisian Resor Pelalawan menyelidiki penyebab kebakaran Istana Saya, peninggalan Kerajaan Pelalawan, di Provinsi Riau.
"Penyebab kebakaran terus diperdalam dan kami juga memintai keterangan sejumlah saksi," kata Kapolres Pelalawan AKBP Guntur Aryo Tejo, kepada wartawan, Senin.
Istana Sayap di Kabupaten Pelalawan mengalami kerusakan berat setelah kebakaran besar terjadi pada Minggu (19/2) sekitar pukul 18.33 WIB. Akibatnya, tiga dari empat bangunan utama hancur terbakar dan banyak peninggalan bersejarah kemungkinan turut menjadi korban kebakaran besar itu.
Menurut Guntur, ada dua informasi sementara terkait penyebab kebakaran tersebut. Pertama penyebabnya disebabkan ledakan di trafo listrik yang dekat dengan bangunan istana, dan dugaan lainnya kebakaran disebabkan korsleting listrik.
Menurut dia, pihaknya langsung melakukan penyelidikan terhadap trafo tersebut.
"Trafonya sudah kami bawa ke Mapolres Pelalawan untuk diteliti lebih dalam apakah benar merupakan penyebab kebakaran," ujarnya.
Ia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam insiden kebakaran itu. Kebakaran itu akhirnya berhasil dipadamkan berkat bantuan warga setempat bekerja sama dengan pemadam kebakaran PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
Kebakaran itu menyebabkan bangunan utama Istana Sayap, yang menjadi tempat singgasana raja sekaligus museum benda-benda peninggalan bersejarah, hancur hingga rata dengan tanah. Kerusakan serupa juga menimpa bagian belakang gedung yakni kamar permaisuri dan dapur, serta galeri seni yang membentuk sayap bagian kanan.
Berdasarkan situs www.pelalawankab.go.id, Istana Sayap awalnya dibangun oleh Sultan Pelalawan ke-29, yakni Tengku Sontol Said Ali (1886 ¿ 1892 M). Selanjutnya pembangunan istana diteruskan sampai selesai oleh pengganti beliau, yakni Sultan Syarif Hasyim II (1892 ¿ 1930 M).
Ketika Tengku Sontol Said Ali menjadi Sultan Pelalawan, beliau berazam memindahkan istananya dari sungai Rasau ke pinggir Sungai Kampar, tepatnya di muara sungai Rasau yang disebut ¿Ujung Pantai¿. Karenanya, istana tersebut dinamakan pula "Istana Ujung Pantai".
Namun ketika Sultan Syarif Hasyim II melanjutkan pembangunan istana yang masih terbengkalai karena mangkatnya Sultan Tengku Sontol Said Ali, beliau membangun dua sayap disamping kanan dan kiri istana, yang dijadikan Balai. Karena itu, istana tersebut dinamakan "Istana Sayap".
Bangunan Istana Sayap yang terbakar sebenarnya adalah duplikat dari bangunan aslinya. Restorasi bangunan istana itu turut didanai oleh PT RAPP sebesar Rp10,3 miliar. Pembangunannya selesai sekitar tahun 2009.