Belanja APBN di Riau tumbuh 5,01 persen walau pandemi COVID-19

id Apbn

Belanja APBN di Riau tumbuh 5,01 persen walau pandemi COVID-19

Plt Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Riau, Heru Pudyo Nugroho (dua kanan) pada  acara evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran triwulan III tahun 2020 di Pekanbaru, Rabu (14/10). (ANTARA/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Riau mengatakan walau wabah COVID-19 melanda, namun realisasi belanja Kementerian dan Lembaga dari dana APBN di Provinsi itu tetap tumbuh 5,01 persen pada triwulan III tahun 2020 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2019.

"Sampai dengan September 2020 penyerapan belanja K/L sudah terealisasi sebesar 62,84 persen, jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun 2019 lalu hanya 57,69 persen," kata Plt Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Riau, Heru Pudyo Nugroho, pada acara evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran triwulan III tahun 2020 di Pekanbaru, Rabu.

Kata Heru, realisasi belanja anggaran dari pemerintah pusat tersebut, meliputi realisasi belanja untuk Kementerian dan Lembaga sebesar Rp4,76 triliun dan realisasi transfer ke daerah dan Dana Desa sebesar Rp18,52 triliun.

Sementara, realisasi belanja APBN di Riausampai akhir September 2020 sudah mencapai Rp23,28 triliun atau sekitar 77,87 persen dari pagu yang disiapkan sebesar Rp29,9 triliun.

Peningkatan kinerja realisasi belanja K/L ini terjadi pada bulan Agustus dan September 2020, seiring kebijakan pemerintah dalam mengakselerasi penyerapan belanja sebagai upaya menghindari resesi di triwulan III tahun 2020.

Peningkatan kinerja realisasi belanja K/L tersebut antara lain dipengaruhi oleh realisasi belanja pegawai yang telah terserap sebesar 72,17 persen dari pagu atau mencapai sebesar Rp2,25 triliun. Selain itu, realisasi belanja barang mencapai Rp1,99 triliun atau sekitar 58,59 persen dari pagu, paparnya.

Realisasi belanja barang ini menunjukkan telah berjalannya beberapa program serta kegiatan Satker K/L yang sempat tertunda akibat adanya pembatasan mobilitas pada triwulan II 2020.

"Kinerja positif juga dicatatkan pada realisasi belanja modal yang terserap Rp0,55 triliun atau 48,78 persen. Hal ini disebabkan adanya akselerasi atau percepatan pelaksanaan lelang beberapa proyek dan kegiatan yang telah dimulai sejak awal tahun anggaran 2020," tukasnya.