Penelantaran anak penderita AIDS dikecam

id penelantaran anak, penderita aids dikecam

Penelantaran anak penderita AIDS dikecam

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPTP2A) sangat menyayangkan sekali perlakuan sekelompok pihak di daerah Rokan Hilir menelantarkan seorang anak pengidap HIV/AIDS.

"Sangat disayangkan sekali, kejadian itu teganya keluarga dari anak tersebut menelantarkan si anak yang tidak tahu apa-apa," kata Ketua PPTP2A, Risdayati, di Pekanbaru, Jumat.

Sebelumnya pernah diberitakan ANTARA tentang seorang anak berinisial M (2) yatim piatu, karena kedua orangtuanya diduga meninggal akibat serangan penyakit berbahaya HIV/AIDS datanya masih ada disalah satu Rumah Sakit di Rokan Hilir.

Sebelumnya Anak malang tersebut dirawat oleh keluarga dekatnya, akibat anak tersebut sakit-sakitan maka si anak dibawa ke Rumah Sakit, selanjutnya pihak rumah sakit mengeluarkan hasil pemeriksaan kalau anak tersebut positif pengidap AIDS.

Melihat hasil dari rumah sakit tersebut, pihak keluarga langsung menyerahkan si anak ke panti sosial dalam kondisi sakit karena tidak bisa menerima kehadiran si anak pengidap AIDS tersebut.

"Jadi disini terlihat masyarakat kita belum bisa menerima kehadiran seorang penderita AIDS, dan menganggap AIDS sebagai monster yang suatu saat bisa mematikan keluarganya juga," kata Risdayanti.

Ia katakan, dalam hal ini perlindungan anak untuk mendapatkan kasih sayang akan pupus, mengingat bagaimanapun kebahagiaan ketika anak di asuh oleh negara ataupun Yayasan lainnya, tetapi si anak lebih senang dan nyaman jika keluarga dekatnya yang mengasuh.

"Untuk itu diharapkan penyuluhan HIV/AIDS jangan hanya secara universal, namun dibutuhkan kejelian, dan seharusnya terjun ke masyarakat langsung untuk memberikan pencerahan berupa mengubah pola pikir masyarakat yang selama ini menganggap HIV/AIDS ini sebagai monster," ujarnya.

Selain itu menurut Risda peran ODHA dalam meyakinkan keluarganya, melalui bantuan dari penyuluh-penyuluh didaerah harus beperan aktif, agar pola pikir masyarakat tersebut berubah.

"Yang perlu dipahami oleh masyarakat dengan HIV/AIDS ini, yakni pengidap juga manusia dan memiliki perasaan, jangan disingkirkan tapi harus diberikan kasih sayang," ujarnya.

Seperti kejadian di Rokan Hilir, seharusnya anak tersebut harus mendapatkan kasih sayang dari keluarga dekatnya, jangan menelantarkan," ujar Risdayati yang juga dosen di Universitas Riau.