Pekanbaru, 10/9 (ANTARA) - Para jurnalis berbagai media yang bertugas di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, mengaku kesulitan mengkonfirmasi kasus harimau Sumatra yang menerkam banyak warga di sana kepada perusahaan pemilik lokasi.
"Kita sudah mencoba berulang kali mengkonfirmasi kasus ini ke PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa (MSK). Karena selain lokasi konflik harimau sama manusia terjadi di lahan miliknya, kebanyakan korbannya juga merupakan karyawan lapangan perusahaan itu," kata seorang wartawan media 'online' yang bertugas di Tembilahan, Indragiri Hilir, Mardianto, kepada ANTARA di Pekanbaru, Sabtu.
Dia menjelaskan, informasi mengenai konflik harimau Sumatra ("phantera tigris sumatrae") "versus" manusia khususnya para karyawan PT MSK sudah didapat sejak beberapa pekan sebelumnya.
Pada kasus ini, kata dia, sebanyak tujuh orang karyawan lapangan perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan, pertanian dan perkebunan itu telah menjadi korban terkaman harimau.
Bahkan menurut Mardianto, salah seorang di antaranya tewas akibat luka terkam yang cukup parah. Kendati demikian, kata dia, pihak perusahaan seakan tidak mau tahu dan terus tertutup terhadap sejumlah kalangan pers yang mencoba menanyai seputar kasus tersebut.
"Saya sudah capek mengkonfirmasi kasus konflik harimau dengan manusia ini. Padahal korbannya sudah banyak bahkan ada juga yang tewas," katanya.
Ketertutupan pihak perusahaan, kata Mardianto, membuat sejumlah kalangan wartawan yang bertugas di Kabupaten Indragiri Hilir termasuk dirinya kian kesal.
"Parahnya lagi, ketika kita coba untuk menghubungi salah satu humas PT MSK lewat telepon, orang itu tidak menghiraukannya. Sepertinya mereka lepas tanggungjawab atas kasus yang telah merenggut korban jiwa karyawannya sendiri," ujarnya.
Menurut Mardiyanto, penolakan sejumlah jurnalis yang ingin mencoba untuk mengkonfirmasi masalah tersebut tidak selayaknya terjadi mengingat pentingnya sebuah informasi bagi masyarakat.
"Kita hanya mencoba untuk memberikan hak jawab terhadap perusahaan dan tidak ada maksud lainnya. Semuanya ini demi keseimbangan serta keakuratan berita dan penyajian informasi yang benar untuk masyarakat," kata seorang jurnalis media cetak lokal di Indragiri Hilir lainnya, Rahmad.
Sebelumnya beberapa warga mengabarkan bahwa di sekitar lahan PT MSK yang tepatnya berada di Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung, Indragiri Hilir banyak berkeliaran harimau liar yang terus mengamuk.
Akibat amukan hewan loreng itu, empat orang warga desa setempat dan beberapa warga desa lainnya di kecamatan yang sama menjadi korban. Salah satunya bahkan tewas akibat luka terkam yang parah.
Ketika ANTARA berusaha untuk menghubungi pihak perusahaan melalui humas PT MSK atas nama Hamdhan, sambungan telepon terus terputus.
Berulang kali juga usaha konfirmasi lewat selular yang dilakukan ANTARA justru tersambung ke rekaman suara operator salah satu perusahaan telekomunikasi yang menyatakan nomor Hamdhan dalam kondisi non-aktif atau berada di luar jangkauan. ***3***
Berita Lainnya
Kasus terkonfirmasi COVID-19 Riau bertambah lima orang
14 April 2022 17:12 WIB
KPK konfirmasi anggota Polri Agus Supriyadi, sebagai saksi kasus dugaan suap di Lampung Tengah
17 November 2021 18:55 WIB
Diskes imbau tetap prokes walau kasus konfirmasi COVID-19 di Riau menurun ini datanya
19 September 2021 6:33 WIB
Wah, kasus konfirmasi COVID-19 di Riau meningkat
11 July 2021 5:56 WIB
KPK konfirmasi Pejabat Kemenkes terkait kasus suap pengurusan DAK Kota Dumai
29 January 2021 11:04 WIB
Gal Gadot konfirmasi telah memberikan kesaksian kasus pelanggaran "Justice League"
18 December 2020 10:02 WIB
Prancis konfirmasi sebanyak 10.569 kasus tambahan COVID-19
21 September 2020 12:17 WIB
Yordania konfirmasi dua kasus pertama COVID-19 di kamp pengungsi Suriah
09 September 2020 12:01 WIB